Cerita rakyat si Palui yang selalu hadir di media cetak koran banua Banjarmasin Post, selalu menggelitik, lucu, menghibur, namun sarat dengan informasi mengenai kehidupan rakyat, terutama habar habar banua sorang (kabar berita dari Banjarmasin) yang selalu hadir dalam bahasa banjar.
Pernah dibuat Opini BanjarmasinPost edisi 2 Agustus 2005 mengenai tesis seorang mahasiswa yang membahas mengenai tokoh ini, Tema yang diangkat adalah bagaimana jika si Palui sudah tidak ada lagi "mematikan Si Palui".
Tokoh si Palui itu sendiri sebenarnya bukan hanya sebagai ikon bagi orang banjar, atau sebagai pengisi kolom berita di harian BanjarmasinPost, tak lebih dari seperti tokoh tokoh dari harian lainnya, seperti Panji Koming yang dulu pernah hadir di harian Jawa Post, atau tokoh Garfield yang selalu hadir di tread Harian Post Luar Negri sebagai Comic Strip. Walaupun si Palui sudah menjadi ciri khas dari Banjarmasin (karena cuma ada dan memang kelahiran dari BanjarmasinPost) seperti Si Kabayan dari sunda, maupun Abu Nawas dari Arab.
Si Palui lebih dari sekedar itu, efek efek yang tersirat dibalik cerita yang dibawakannya, penuh dengan nilai nilai sosial, budaya, maupun politik.
Kembali ke opini seorang siswa dari edisi Agustus lalu, memang tersirat beberapa cerita si Palui akhir akhir edisi ini terlihat kurang menampilkan cerita/info yang tidak seperti dahulu lagi, entah karena keiginan redakturnya untuk mengikuti alur perkembangan era reformasi saat ini yang penuh dengan kebebasan, atau memang berkurangnnya inspirasi dari penulis/pengopini dari Banjar.
Kurangnya apresiasi terhadap seni dan budaya akhir akhir ini, mungkin karena pengaruh informasi informasi asing yang bisa dihadirkan lebih cepat berpengaruh dari pada Koran yang hanya terbit di pagi hari (kecuali Koran Sindo yang terbit 2x sehari), seperti Tv Kabel, maupun Internet.
Sumber :
- Harian BanjarmasinPost
Sedikit Gambaran, saya seorang kelahiran Banjar dari ayah yang orang Martapura dan Ibu orang Marabahan, menyenangi cerita dan parodi Palui, sering menginspirasikan kehidupan si Palui dkk. Namun saya sendiri bukanlah si Palui.
No comments:
Post a Comment