Friday, March 28, 2008

Guru kencing Berdiri murid kencing Berlari

Sumber BPost : 28-03-2008 Beratnya Biaya Pendidikan (1), Pungutan Bernama Persiapan Ujian

EMPAT siswa kelas akhir SMPN 1 Banjarmasin keluar dari halaman sekolah. Siang itu, selesai jam pelajaran, mereka bergegas mencari makan siang ke warung terdekat. Setengah jam istirahat, mereka bergegas kembali ke kelas. Menerima pelajaran tambahan.

Menjelang ujian nasional (UN), selain pelajaran biasa, sekolah mengadakan berbagai les dan tambahan jam pelajaran bagi siswa. Meski namanya les dan tambahan, tetapi hukumnya wajib. Meskipun digelar pengelola sekolah, para siswa harus membayar sejumlah uang.

Alasannya, biaya fotokopi modul latihan soal dan honor guru yang memberi tambahan pelajaran itu.

"Besarnya antara Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu. Tapi, jumlah itu juga tidak saklek. Bagi siswa yang kurang mampu, tetap kita gratiskan, mereka tetap bisa ikut les itu," ujar Wakil Kepala SMPN 1 Banjarmasin, Waluyo, kemarin.

Full Link

Preparing Training dan test sebelum Ujian Nasional? Kalo yang ini saya juga pernah dapat waktu Sekolah dulu. mulai dari Jam 0 ampe tetek bengek ceramah seputar "Gimana kalo ndak lulus ujian" ampe "apa yang dilakukan setelah lulus". Bayar Juga? rasanya tidak?

Tapi sekarang kayaknya sudah jadi kewajiban bagi guru yang memberikan waktu luang lebih banyak buat muridnya untuk meminta "sedikit" tambahan "uang lelah" menurut versi saya.

Sebelum posingan ini, saya sempat melihat berita di TV, di sekolah "saya lupa namanya" di daerah "saya lupa juga namanya" sebanyak 10 siswa terpaksa harus mengikuti ujian diluar ruangan kelas beserta hiruk pikuk suara jalan raya karena "belum setor" uang ujian sekitar 400 rebo (buset makin taon makin mahal ajah biaya ujian, 5 tahun ke depan adek gua bayar ujian berapa yah?). Sang Kepsek mengiyakan kasus tersebut dengan alasan untuk dijadikan shock terapy buat siswa siswa yang lain agar tidak terlambat bayar uang ujian (sok banget yah kepseknya, jangan jangan mata duitan tuh). Trus solusi/tindakan bantuan dari guru sekolah gimana?

Trus ada juga les/bimbinganbelajar dari guru, eh pake sistem paket lagi, mau ambil berapa mata pelajaran. Kaya beli paket ayam di KFC ajah... Katanya biar lebih memantaokan sang siswa sebelum menghadapi soal soal Ujian nanti. Kalo ndak ikut les, nanti menjawab soal sola ujinanya kurang mantabbbbb... Kalo begitu sih, mendingan gak usah masuk pelajaran sekolah, biar nanti 1 bulan sebelum ujian cukup ambil Paket lesnya ajah, soalnya mantabnya cuman di les doank yah?

Benar benar sistem pendidikan yang aneh, berubah drastis dibantingkan dengan jaman saya dulu (masih jaman Soehartoe booo....) perasaan kagak terlalu banyak bayar ini bayar itu.

Yah apa boleh buat mas... Harga harga kan sekarang naik, jadi kebutuhan hidup juga masih banyak yang perlu dipenuhi... harga minyak goreng curah dah naik, subsidi BBM udah di cabut... blom lagi Istri kedua minta ini, minta itu... loh kok????? (ngomong ngomong soal istri dua, Film Ayat ayat Cinta kayaknya keren banget yah... buat yang mau belajar gimana nyari istri baik hati, soleha, en tajir booo... trus dengan rendah hatinya merelakan sang suami beristi lagi... WAW... (OOT nih)

Back to Topik. Jangan di jadikan alasan... Guru itu kan PAHLAWAN TANPA TANDA JASA (walaupun masih ngarep amplop gajian tiap bulan). Tapi itu semua kan dimulai dari niatnya. Kalo sang guru dengan sukarelanya memberikan sepenuhnya ilmu dan tenaga untuk mendidik muridnya, sang murit pun akan dengan senang hati berjuang belajar demi meraih cita citanya.

Takkan lari gunung kukejar, 1000 pulau pun kan kulalui.
Takkan lelah guruku mengajar, 1000 tahun pun takkan kusesali.

No comments:

Mac-On-Linux Divider Bar