Wednesday, June 27, 2007

Panderan di Taksi Kuning : Etos kerja

sopir: "datang di mana ji"
penumpang: "datang makan nah, ndak babulik pulang ke gawian"
sopir: "he eh nah, hanyar tuntung makan jua timbul asa ngantuk mata"
penumpang: "he eh, aku gin di gawian tadi haur tagirung haja"
sopir: "ya am lah wayahini kita asa ngalih banar bagawian"
penumpang: "he eh nah, sakit banar wayahini, 2 minggu bagawi dapat dua
juta haja..."

saat kita berada di tempat kerja, apa yang kita kerjakan? apa yang
sudah kita kerjakan? dan apa yang belum/belum selesai kita kerjakan?

Ada orang yang senang berganti ganti pekerjaan, karena keinginan
tuntutan karir yang lebih tinggi, karena merasa bosan dengan suasana
kerja yang lama, pekerjaannya memang kurang bagus, sehingga mendapat
tekanan dari pimpinan kerja.

Ada juga yang selama puluhan tahun bekerja di tempat yang sama,
mungkin karena tidak ada pilihan kerja lain, baik segi
pendidikan/pengalamannya yang hanya mencukupi untuk pekerjaan itu
saja, atau karena dia merasa enjoy bekerja di tempat tersebut

Seberapa besar cinta anda kepada pekerjaan anda?

apakah gajih kita sudah sesuai dengan bidang kerjaan kita?

Ada orang yang cukup senang dengan gajih seadanya, ada pula yang
merasa kurang banyak
Ada orang yang tidak terlalu perduli, berapapun gajih yang didapat
asalkan dia masih happy dengan pekerjaannya.

Cerita dari Taksi Angkot diatas, seorang supir taksi yang rela
berkeliling kota sepanjang harinya, demi anak istri dirumah, dengan
penghasilan pas pasan, bahkan seadanya (seadanya penumpang, kalo
penumpang sepi, pendapatan juga sepi). Sedang si penumpang, teman sang
sopir yang bekerja di kantoran (entah sebagai apa) yang mengeluh gajih
2 minggunya hanya Rp. 2 juta dan itupun dirasa masih kurang. Yang satu
merasa kekurangan, yang satu merasa masih kurang.

Saat melewati areal Mesjid Raya, saya melihat ada perbaikan Galian
pipa PDAM, namun untuk tugas menggali tanah tidak dilakukan oleh
petugas PDAM, melainkan oleh para siswa sekolah yang kebetulan sedang
magang di PDAM Bandarmasih, sedangkan 5 petugas SENIOR lainnya sedang
asik tertidur di rerumputan, dibawah pohon pohon nan rindang.

Kata aagym, pekerjaan seberat apapun, jika dikerjakan dengan senyum
akan membawa ibadah, lalu apakah senyum pada saat tidur dan membiarkan
orang lain membereskan pekerjaan kita akan membawa ibadah juga?

Meningkatkan semangat kerja untuk produktifitas yang lebih tinggi,
tanpa memikirkan upah tinggi namun layak, apakah masih bisa
menghadirkan senyum? Di masa sekarang ini mungkin terasa berat karena
tuntutan yang terlalu banyak. Pendapatan yang dianggap berlebihan oleh
sabagian orang, dirasa sangat kurang oleh orang lain. Masih adakah
kerja ringan dan santai namun menghasilkan yang banyak?

--
Di puji tidak nambah, di ejek tidak kurang

No comments:

Mac-On-Linux Divider Bar