Sumber : Surya Online
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI
Friday, 21 December 2007
Selasa (18/09)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (1)
Bel Pasar Berbunyi 20 Menit Sebelum Waktunya
Bermula dari bel Pasar Turi. Ini akan menjadi petunjuk awal sejumlah kejanggalan di balik kebakaran pasar legendaris ini pada 26 Juli 2007 lalu. Selama ini setiap hari, suara teet… ini muncul tepat pukul 08.00 WIB. Tidak pernah telat, tidak pernah kurang. Selalu tepat waktu. Suara ini sebagai pertanda gerbang utama Pasar Turi dibuka. Pertanda pula bahwa seluruh pegawai toko diperbolehkan masuk pasar, membuka tokonya dan kemudian menggelar dagangan.
Persiapan itu berlangsung dua jam. Baru sekitar pukul 10.00 WIB, semua toko benar benar siap dan Pasar Turi mulai didatangi pembeli. Biasanya pula, kondisi pasar masih gelap ketika gerbang pertama kali dibuka. Hanya lampu di lorong utama pasar yang menyala, lampu di setiap toko masih mati, tidak bisa diyalakan karena lampu pasar menggunakan sistem sentral yang diyalakan dari satu tempat oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Turi. Sekitar 20 menit kemudian, setelah banyak pegawai membuka tokonya, dan mengeluarkan serta menata dagangannya, lampu kios diyalakan. Semua menjadi terang, kipas angin menyala, jika kios memiliki AC dan tidak dimatikan, AC itu menyala pula. Sekitar 20 menit itu adalah masa transisi.
Namun, ceritanya lain pada Kamis pagi 26 Juli 2007. Ini kesaksian yang disampaikan Abdullah Alaydrus, pedagang batik lantai 2 blok G nomor 29, kepada Surya di Rumah Makan Tamansari, Senin (17/9). Bel itu berbunyi lebih cepat 20 menit yaitu pukul 07.40 WIB.
Ada yang janggal? “Ya,” begitulah kesan Abdullah. Lelaki berambut ikal ini sejak 1984 selalu datang ke Pasar Turi paling pagi, tidak pernah telat. Pengakuan ini dibenarkan sedikitnya 10 pedagang lain termasuk, Ketua dan Sektetaris Tim Pemulihan Pascakebakaran Pasar Turi, Djoko Sudjiono dan Arif Budiman yang kemarin juga berada di Tamansari.
Sudah menjadi kebiasaannya, usai salat subuh dari rumahnya di Pasuruan, Abdullah langsung berangkat ke Pasar Turi. Dia datang ‘ngantor‘ paling lambat pukul 07.30 WIB. Dia tidak pernah telat, karena waktu berangkat tidak pernah terhadang macet.
Belum ada pedagang lain yang datang rutin sepagi itu. Abdullah menjalaninya dengan konsisten selama 23 tahun. Karena sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging, semuanya menjadi serba otomatis.
Lelaki yang juga takmir Masjid Pasar Turi ini biasanya mampir ke ‘masjidnya’, menyapu lantai masjid hingga menunggu bel menyala pukul 08.00. Namun, pagi itu instinknya merasakan sesuatu yang berbeda dan janggal.
Dia masih ingat, bel tiba-tiba menyalak pukul 07.40 WIB. Sesuatu yang janggal, yang tidak pernah ditemuinya selama 23 tahun.
“Ini tidak biasanya, namun saya langsung masuk pasar, pegawai saya juga sudah datang dan masuk, termasuk pegawai lainnya,” tegasnya. Pasar masih gelap, dia membuka rollingdoor kiosnya, kemudian barang dagangannya dikeluarkannya, ditatanya hingga rapi.
Lampu kios masih mati. Sepuluh menit sudah cukup baginya untuk menata dagangan, artinya saat itu masih pukul 07.50 WIB. Namun, lima menit kemudian ada yang berteriak ada kebakaran. Ia yakin saat itu pukul 07.55. ‘’Seharusnya Pasar Turi belum buka pada jam itu,” ujarnya.
Dia melongok ke lantai satu, beberapa penjaga toko semburat berlarian ke asal teriakan. Jarak antara tokonya dengan asal api sekitar 100 meter. Seperti biasanya, pada jam itu listrik kios belum menyala, karena aliran listrik sentral belum dihidupkan. Abdullah langsung menyimpulkan, kebakaran ini bukan karena korsleting listrik atau karena kerusakan pada instalasi listrik.
Bagi Abdullah yang telah 23 tahun mengetahui rutinitas pagi Pasar Turi, majunya suara bel itu janggal, karena memberi kesempatan pegawai toko untuk masuk pasar sebelum waktunya.
“Ini waktu yang menurut saya tepat untuk pembakaran sekaligus mampu mengaburkan petunjuk,” asumsinya. Karena pada kebakaran Pasar Turi 1977, api mulai menyala pada tengah malam, ketika semua toko tutup. Tentu saja tudingan hanya mengarah ke satu pihak, penjaga pasar atau UPTD Pasar Turi. Atau bisa saja kecelakaan terjadi karena lalai.
Namun kali ini, dengan jam masuk yang maju 20 menit, pintu utama sudah dibuka dan para penjaga toko boleh masuk, UPTD Pasar Turi sudah pasti bukan satu-satunya pihak yang layak dituding, karena, saat kebakaran sudah ada ‘orang luar’ yang masuk. Namun, jumlah ‘orang luar’ itu tentu tidak banyak, karena pasar dibuka 20 menit sebelum waktunya.
Kebakaran ini nyatanya tidak bisa dipadamkan, membesar hingga 56 jam kemudian. Api yang diketahui menyala pada Kamis pagi itu baru padam pada Sabtu (28/6) dini hari.
Namun 44 hari kemudian kebakaran terulang lagi di Pasar Turi, api menyala sekitar pukul 17,00 WIB di pasar Turi lama yang belum terbakar 26 Juli lalu. Lagi-lagi api menyala pada pada masa transisi, ketika semua toko tutup, tetapi masih ada beberapa pegawai toko yang belum pulang.
Kebakaran Pasar Turi tidak pada benar-benar sedang sepi dan tutup total. Juga tidak ada listrik yang menyala karena sambungan listrik mati sejak 44 hari sebelumnya.
Tenggak Miras
Pada kebakaran kedua, muncul juga kecurigaan adanya kesengajaan. Menurut sumber di kepolisian, polisi sebenarnya sudah mengantongi siapa saja orang yang ada di sekitar TKP sebelum pasar terbakar untuk kali kedua. Kebakaran terjadi sekitar pukul 16.15 WIB atau 15 menit setelah pasar tutup. Beberapa bukti di TKP seperti tiga jeriken bensin, korek api ukuran panjang, dan tangga setinggi 1 meter memperkuat kecurigaan.
Bukti lainnya, beberapa botol minuman keras ditemukan polisi di tempat sampah lantai II. Ada dugaan, pelaku menenggak miras terlebih dulu. “Kami sebenarnya sudah mengantongi nama orang-orang yang mengonsumsi miras. Tapi kami tidak berani gegabah,” ujar sumber di kepolisian, Senin (17/9).
Menurut sumber tadi, penyidik tinggal menunggu cross check dari Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya, penyidikan Polresta Surabaya Utara, dan penyidik Polwiltabes Surabaya. “Dari masing-masing penyidik tinggal mengerucutkan saja. Jika benar tinggal menangkap,” jelasnya.
Kasus terbakarnya Pasar Turi jilid II yang terjadi 44 hari setelah terbakarnya Pasar Turi I, mendapat perhatian khusus dari Mabes Polri. Tim dari Mabes Polri sudah turun ke lapangan sekitar satu pekan lalu untuk membantu Polda Jatim, Polwiltabes Surabaya dan Polresta Surabaya Utara.
Kapolwiltabes Surabaya Kombes Pol Drs Anang Iskandar menjelaskan, polisi masih bekerja keras untuk mengungkap siapa pembakar Pasar Turi. “Kalau bicara soal itu, masih 50 persen dan masih jauh,” elaknya, Senin (17/9).
Menurut Anang, jika satu pelaku saja berhasil tertangkap, akan terungkap siapa pelaku lain dan orang yang ada di belakangnya. “Terus terang untuk mengungkap ini, sangat sulit dan butuh kecermatan,” jelasnya. uca/mif
Rabu (19/9)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (2)
Dua Pintu Pasar Dibiarkan Tidak Digembok
SUARA bel yang menandakan pintu-pintu Pasar Turi dibuka menjadi kontroversi, seorang petugas pembuka pintu pasar, Karmino, mengatakan, bel itu dibunyikan dari ruang informasi di Posko Pasar Turi yang berada di bagian belakang (timur) pasar.
Suaranya mirip bel stasiun kereta api. Namun, suara ini hanya terdengar di sekitar posko saja Namun, Karmino mengaku tidak ingat siapa yang memencet bel ketika tanggal nahas, 26 Juli 2007. Ini dibenar- kan beberapa petugas lain yang enggan ditulis namanya, Selasa (18/9).
Sebab, setiap hari lebih dari 30 pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Turi menjaga pasar ini. Petugas keamanan saja jumlahnya tiga regu, yang masing-masing regu terdiri dari 10-12 orang.
Yang diingatnya, saat itu ketika bel menyalak, secara otomatis masing-masing petugas membuka seluruh pintu pasar. Tidak ada yang janggal bagi mereka, karena ini tugas rutin. “Saya kebagian membuka tiga pintu utama bagian belakang. Di lantai satu, dua, dan tiga. Sendirian,” ingat Karmino.
Pintu Pasar Turi gedung utama ini jumlahnya lebih dari 30 buah. Praktis seluruh mulut jalan, ujung jembatan, hingga lorong-lorong kecil yang menghubungkan keluar dilengkapi pintu. Kode pintunya untuk sebelah selatan adalah 1631, sementara sebelah utara 1115.
Satu orang rata-rata bertanggung jawab membuka dua pintu. Sampai seluruh regu menjalankan tugasnya secara serempak membuka pintu sejak bel dibunyikan.
Namun, jam berapa pintu mulai dibuka Karmino mengaku tidak melihat jam.
Sementara Hendra, salah satu pedagang, mengakui pintu pasar memang dibuka sebelum waktunya. “Biasanya justru banyak telat, jam 08.00 lebih, tetapi ketika kejadian, pintu dibuka lebih maju dari biasanya,” ungkap Hendra yang ditemui Surya kemarin. Pengakuan ini membenarkan kesaksian Abdullah Alaydrus (Baca Surya, Senin 18 September 2007) bahwa bel Pasar Turi menyalak 20 menit lebih cepat.
Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban UPTD Pasar Turi, Sutiyono, membantah bahwa ada bel di Pasar Turi untuk memberi isyarat buka pintu. “Tidak pernah ada bel. Pintu selalu dibuka tepat waktu pukul 08.00 WIB,” tegasnya.
Apa Anda sudah datang setiap pintu pagi dibuka? “Saya belum datang,” tambahnya.
Sistem keamanan pasar ini sebenarnya rapat. Bentuk pintunya masing-masing berupa tralis baja menggunakan rel atau harmonika tembus pandang. Pintu ini adalah standar bangunan publik. Karena itu penjaga di luar bisa memonitor suasana di dalam gedung,
namun tidak bisa masuk. Dengan sistem ini mustahil orang luar bisa masuk pasar sebelum pintu resmi dibuka. Karena kunci gembok dikumpulkan di satu tempat.
Para pegawai yang datang sejak pukul 07.00 WIB, hanya bisa berdiri di luar gedung Pasar Turi meskipun sudah bisa masuk pagar.
Pintu Rusak
Namun, benarkah orang asing tidak bisa masuk dengan sistem ini? Penelusuran Surya membuktikan ada dua pintu yang kondisinya rusak.Tidak ada gembok kecuali hanya diikat dengan tali rafia. Lho?
Salah satu pintu itu berjarak hanya 18 meter di belakang Toko Restu. Kios yang diyakini sebagai titik awal api. Pintu yang rusak lainnya berada di lantai tiga, di mulut jembatan peyeberangan dari Pasar Turi lama. Lokasinya juga satu baris dengan Toko Restu.
Surya bersama Sutiyono dan Karmino menelusuri dua pintu yang rusak itu pukul 14.00
WIB kemarin. Untungnya api yang menghanguskan semua benda di sekitar pintu pada 26 Juli lalu tidak menjilat pintu ini.
Surya menemukan satu daun pintu saja yang masih tersisa, sementara daun pintu satunya
hilang. Ada banyak tali rafia dan tali kain di pintu ini. Semuanya utuh tidak hangus.
Diakui Sutiyono, setiap sore, semua pintu digembok. Bahkan setiap pintu dilengkapi dua gembok. Tapi, pintu ini hanya dirapatkan dengan diikat tali rafia atau tali kain. “Kami hanya mengikatnya dengan rafia. Kalau ada orang masuk pasti bisa.Tetapi selama ini nggak ada yang berani,” sumbar Sutiyono.
Pintu ini berada di tengah tangga dari lantai satu ke lantai dua, akses ini menghubungan parkir mobil tengah atau lorong gedung Ramayana dengan bagian dalam gedung utama sisi utara. Tangga ini menuju lantai dua, namun di tengahnya bisa turun lagi ke lantai satu dengan pembatas pintu ini.
Pintu ini jika dirunut ke dalam pasar dengan garis lurus ke arah void (selatan) persis di belakang Toko Restu. Surya merekonstruksi kembali rute itu, kemarin. Antara pintu
ini dengan Toko Restu melewati empat stan masing-masing selebar tiga meter, dan
melewati tiga lorong masing-masing selebar dua meter. Ini artinya antara pintu yang rusak dengan bagian belakang Toko Restu hanya dipisahkan jarak 18 meter.
Sementara, pintu satunya berada di lantai tiga juga masih menyisakan belasan untai tali rafia sebagai kunci darurat. Ini juga tidak sempat dijilat api. Pintu ini satu baris dengan pintu rusak di belakang Toko Restu.
Sejak kapan pintu ini rusak? Sutiyono mengakui sejak lima bulan sebelum kebakaran. Namun, tidak pernah diperbaiki, meskipun sudah dilaporkan kepada atasan. Meski relatif terbuka, tetapi selama itu pula tidak pernah ada pedagang yang kehilangan barang dagangan.
Sejumlah pedagang yang ditemui Surya secara acak juga mengakui tidak pernah kehilangan barang dagangan setiap malam atau mendengar pedagang kehilangan barang.
Sutiyono berkilah, keamanan pasar ketat karena di setiap sudut pasar ada pos keamanan. Namun jika melihat layout pasar, sebenarnya tidak seketat yang digambarkan Sutiyono.
Andaikan ada orang asing masuk melewati pintu ini, pasti luput dari perhatian karena lokasinya berada di tikungan yang tersembuyi dari pandangan pos terdekat. Garis lurus ke arah utara dari pintu ini adalah rel kerata api dengan permukiman padat.
Sementara itu, sumber di kepolisian menyebutkan, kebakaran Pasar Turi yang pertama, dua titik api yang ditemukan terpencar. Titik api pertama ditemukan di Blok D, UD
Restu dan menghabiskan Blok C, B dan A. Di hari kedua, titik api ditemukan di Blok E, yang jaraknya cukup jauh dan api dan harus menyeberang hall (ruang antara tahap I dan II) sekitar 8 meter.
Informasinya, di Blok D dan E ada bahan bakar yang dipakai untuk mempercepat laju api. Dalam kebakaran jilid I yang berlangsung selama tiga hari mulai 26 Juli-28 Juli 2007, ‘permainannya’ cukup cantik.
Barang yang dibakar menggunakan bahan bakar ada di plafon yang dipakai untuk gudang. Api kemudian merembet ke beberapa blok lewat plafon yang dipakai gudang oleh pada pedagang.
Terbakarnya Pasar Turi di Blok E disinyalir disengaja saat asap menutup area Pasar Turi.
Letupan api di Blok E itu muncul cukup cepat kemudian merembet ke beberapa blok lain. Pada kebakaran Pasar Turi Jilid II, polisi dibuat geram. Permainanya cukup ‘kotor’. Bensin sengaja disiram ke plafon yang dipakai untuk gudang. Tiga jeriken ukuran sekitar 10 liter dibuang begitu saja di sekitar TKP. Setidaknya, ada dua jeriken yang turut terbakar. Saat plafon yang dipakai untuk gudang terjilat api, beberapa barang milik pedagang yang ada di bawah ada yang selamat karena terlindungi barang yang ambruk dari atas. uca/rie/mif
Kamis (20/9)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (3)
Saksi Kunci Pernah Melihat Orang ‘Mabuk’
DUA pintu rusak yang hanya diikat tali rafia, (baca Surya: Rabu 19 September 2007) kembali didatangi Surya, kemarin. Satu pintu di antaranya hanya berjarak 18 meter di belakang Toko Restu menjadi fokus kali ini.
Surya mencoba menelusuri kondisi terakhir pintu ini sebelum peristiwa kebakaran 26 Juli 2007. Apakah dua pintu itu sudah terbuka saat pagi nahas 26 Juli 2007? Sejumlah petugas pembuka pintu mengaku lupa. Namun menurut ‘jadwal’ se- harusnya pintu ini buka pukul 08.30 WIB. Setengah jam setelah pintu-pintu di gedung utama Pasar Turi dibuka pada pukul 08.00 WIB.
Sedangkan pintu rusak ini menghubungkan gedung utama Pasar Turi dengan Gedung Ramayana (sebelah utara gedung utama). “Sementara pintu-pintu yang menuju gedung Ramayana seharusnya dibuka 08.30 WIB,” ungkap Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Pasar Turi, Sutiyono.
Jadwal buka pintu pintu di Gedung Ramayana itu juga dibenarkan juru pembuka pintu
Pasar Turi, Karmino. Ini artinya, jika kebakaran Pasar Turi terjadi pukul 07.55 WIB seperti kesaksian Abdullah Alaydrus, Gedung Ramayana tidak pernah dibuka hingga api melahapnya pada 26 Juli 2007 malam, dan pintu rusak itu seharusnya juga masih terikat tali rafia.
Namun apakah pintu itu sudah terbuka sebelum kebakaran? Sulit menemukan saksi yang bisa menjawab pertanyaan ini. Jika pintu itu buka sebelum ‘jadwal’, diduga pembakar memanfaatkan pintu itu karena pintu-pintu lain terkunci.
“Tetapi lazimnya pintu rusak itu tidak pernah secara resmi dibuka oleh petugas, justru pintu jeruji baja ini kerap dibuka sendiri oleh pedagang ketika Pasar Turi mulai ramai, petugas hanya menutup setiap sore dengan tali,” ujar seorang penjaga yang keberatan disebut namanya.
Menurut penuturan Rokim, salah satu buruh angkut, pintu rusak ini juga tidak rutin buka. “Kadang setiap hari pintu itu masih terikat tali rafia, namun ada kalanya sejak pagi sudah bisa dilewati,” ujarnya
Sebenarnya kondisi pintu ini tidak stategis, sebab di kedua sisi pintu rusak yang berada di tengah tangga menuju lantai II ini juga ada jalan masuk ke gedung utama Pasar Turi. bahkan tanpa harus menaiki tangga terlebih dahulu seperti model jalan masuk ini.
Satu pintu berada di sebelah barat pintu rusak, bersebelahan dengan warung kare kambing, sementara satunya berada di timur ponten yang menghubungkannya dengan lobi Gedung Ramayana (Pasar Turi tahap 4). Kedua pintu ini terpaut jarak tujuh meter yang bagian tengahnya terdapat ponten dan pintu rusak di tengah tangga itu.
Kondisinya saat ini, pintu rusak itu tinggal satu daun pintu yang tidak sempat dibuka, alias menutup setengahnya. Sementara setengah daun pintu lainnya hilang entah kemana. Ini saja petunjuk yang masih tersisa.
Tampaknya ada upaya menjebol pintu itu secara paksa, namun apakah peristiwa ini terjadi sebelum kebakaran atau saat evakuasi kebakaran. Sementara pintu rusak di lantai tiga relatif utuh, dua daun pintunya masih terikat di rel. Namun kondisinya terbuka seukuran tubuh, semua tali pengikatnya yang berupa tali rafia dan tali kain putus. Tidak ada sisa jilatan api di kedua pintu ini.
Sementara itu, dua pintu di Pasar Turi yang rusak dan hanya diikat tali rafia dan kain sudah ditelisik tim gabungan dari Bareskrim Mabes Polri dan Polwiltabes Surabaya. “Semua yang dinilai janggal dalam kebakaran sudah diperiksa. Apakah pelaku masuk lewat pintu itu atau tidak, kami belum bisa menyimpulkan,” tutur seorang sumber di kepolisian.
Dalam menguak kebakaran Pasar Turi jilid I maupun jilid II, polisi minta masukan dari masyarakat, pedagang atau karyawan toko di Pasar Turi untuk menguak siapa pelaku pembakaran. “Orang yang memberi informasi, nama dan identitasnya kami rahasiakan,” tuturnya.
Orang ‘Mabuk’
Seorang penjaga toko yang posisinya di belakang Toko Restu, baru mengaku kepada bosnya, sang pemilik toko, awal pekan ini, jika dirinya sempat melihat seseorang yang dicurigai sebagai pembakar Pasar Turi pada pagi nahas 26 Juli 2007. Keberanian yang akhirnya muncul setelah selama ini penjaga toko tersebut merasa ketakutan sendiri. Sang pemilik toko, Rabu (19/9), melaporkan pengakuan anak buahnya ini ke tim pemulihan pedagang. Surya menerima informasi ini bukan dari sumber primer namun keterangannya bisa dipercaya.
“Pagi itu, penjaga toko itu datang terus membuka toko, namun di sela-sela membuka toko dia mendapati seorang berjalan di lorong ke arah keluar dengan sempoyongan, bisa jadi mabuk,” tegas sumber Surya.
Penjaga toko masih ingat dengan sosok orang yang mabuk tersebut, namun tidak mengetahui namanya. Orang itu melenggang menuju lorong keluar Pasar Turi. Namun beberapa menit kemudian muncul teriakan kebakaran. Teriakan dari peristiwa munculnya asap di asal lorong yang dilewati orang mabuk itu.
Andaikan dikumpulkan sejumlah orang yang dicurigai sebagai pembakar untuk ditunjukkannya, sang penjaga toko mengaku ingat. “Bahkan penjaga toko itu mengatakan, kalau ada yang menjamin keluarganya, dia bersedia membunuh orang yang dimaksud tersebut,” tegas sumbar Surya.
Pengakuan ini untuk meyakinkan jika orang yang dicurigai itu masih terngiang di ingatan sang penjaga toko ini. Tetapi siapa orang yang sempoyongan itu? Sumber lain menyebut dia seorang honorer di UPTD Pasar Turi.
Infomasi lain disampaikan oleh Dina, karyawan toko yang terletak di Blok A lantai I menyebutkan, saat dirinya baru tiba di toko dan menunggu majikannya untuk membuka pintu rolling door toko, sempat mendengar suara yang berbeda di antara suara rolling door yang terbuka.
“Kalau biasanya saat awal akan jualan, suasana riuh oleh saling sapa dan suara rolling door dibuka, saat itu dari sekitar arah blok C ada suara gebrakan,” kata Dina. Tapi suara apa itu, Dina tidak bisa memastikan.
Hanya saja, sesaat kemudian terdengar orang berteriak ada kebakaran. Ketika ditanya apakah itu suara ledakan, Dina mengaku sudah tidak ingat lagi. “Yang pasti bukan bagian dari suara rolling door yang dibuka seperti biasanya. Sangat berbeda,” lanjutnya.
Ketika dikonfirmasikan ke Suhendar, pedagang alat-alat mesin jahit di blok B, pihaknya mengaku tidak mendengar suara ledakan, tetapi hanya mendengar suara benturan pada rolling door. “Untuk lebih lanjutnya, kami sudah tidak ingat lagi. Pastinya, suara itu bukan ledakan,” imbuhnya.
Diakuinya setelah ada suara gebrakan itu, dirinya melihat ada asap yang keluar dari atas lorong antara Blok D dan C. Dia baru tersadar, saat mendengar teriakan orang-orang bila terjadi kebakaran. uca/rie/mif
Jumat (21/9)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (4)
Ciri-cirinya Ada Bekas Luka Sayat di Bawah Mata
SIAPA orang ‘mabuk’ yang dicurigai sebagai salah satu pelaku pembakar Pasar Turi pada pagi nahas 26 Juni 2007? Surya menemukan keterangan yang lebih jelas dari seorang saksi kunci.
Keterangan ini melengkapi secuil informasi yang diterima Surya sehari sebelumnya dari sumber yang sama (baca Surya: Kamis 20 September).
“Dia terlihat berjalan sendirian, ciricirinya di bawah mata bagian kiri ada bekas luka, sementara di lengan kanannya terdapat tato,” ujar saksi ini. Lelaki yang dicurigai itu memiliki tinggi badan sekitar 165-170 cm dengan kulit sawo matang dan berat badan proporsional, tidak gemuk atau juga tidak kurus.
Saksi ini adalah seorang lelaki pegawai sekaligus buruh angkat sebuah toko batik berinisial JM. Lokasinya berada di lantai dua bagian selatan (bukan di belakang Toko Restu). Jaraknya sekitar 70 meter sebelah selatan dari titik api di Toko Restu. Namun, Toko Restu berada di lantai I. sementara toko JM di lantai II.
Saksi ini melihat lelaki yang jalan sempoyongan dan ngomel di lorong sekitar toko JM ke arah luar Pasar Turi. Sesuatu yang janggal, karena pagi itu justru banyak pegawai toko di Pasar Turi baru masuk dan membuka gerainya masing-masing.
Jam di tangan hampir menunjukkan angka 08.00 WIB. Karena, pintu Pasar Turi juga baru ‘resmi’ dibuka. Pemilik toko JM menuturkan kesaksian pegawainya ini kepada Surya Kamis, (12/9).
Menurut pemilik toko JM, sang pegawai masih mengalami trauma dan takut, karena lelaki yang dicurigainya itu sebenarnya bukan orang yang baru dilihatnya saat kejadian. Kata saksi kepada sang bos, selama Pasar Turi belum terbakar, lelaki ini kerap mondar-mandir di Pasar Turi. Biasanya mengenakan baju berkerah lengan panjang dengan ujung lengan dilipat. Namun, sesekali berkaus lengan pendek, sehingga kelihatan tatonya.
Surya masih mengatur waktu untuk bertemu saksi ini dengan fasilitator pemilik toko JM beberapa hari mendatang. Saat ini, saksi masih mengurung diri di rumahnya karena mengaku sakit.
Pascakebakaran saksi sempat menganggur sebelum kemudian sang bos berinisiatif membelikan bedak untuk berdagang sementara di sudut luar Pasar Turi. Kesempatan berdagang lagi, meskipun di luar pagar, memberi kesempatan pula bagi saksi untuk kembali melacak ‘nasib’ lelaki bertato itu.
Namun, sejak peristiwa nahas dua bulan lalu itu, hingga saat ini, ia belum melihat lagi orang dimaksud. “Saya nggak ketemu lagi orang itu. Setiap hari saya sanggong saya cari sendiri, nggak ketemu,” ujar saksi kepada pemilik Toko JM.
Pengakuan ciri-ciri orang yang dicurigai ini, kemarin dikonfrontir Surya ke Djoko Sudjiono, pedagang yang juga Kepala Tim Pemulihan Pascakebakaran Pasar Turi. Ini untuk membenarkan informasi bahwa ada orang yang kerap berkeliaran di Pasar Turi sebelum kebakaran. “Lho, bukankah ciri yang disebutkan saksi ini mirip ciri-ciri dugaan pembakaran kedua di Pasar Turi tahap III (9 September 2007),” ujar Joko.
Informasi ciri-ciri pelaku kebakaran tahap II ini diperolah Djoko dari sejumlah informannya yang sejak beberapa pekan ini memburu lelaki bertato dan memiliki luka di bawah mata kiri. Lelaki buruannya ini diduga tidak bekerja sendirian saat peristiwa kebakaran.
Namun, sejak Kapolda Jatim menyatakan bahwa Pasar Turi dibakar, lelaki ini tidak kelihatan lagi batang hidungnya. Termasuk sejumlah orang ‘asing’ yang berkeliaran di Pasar Turi sejak sebelum kebakaran.
Tak Ada Ledakan
Pescakebakaran, sempat muncul kabar ada suara ledakan sebelum asap membubung dan api menjilat. Suara ledakan itu menyalak ketika listrik dinyalakan dari sentral.
Benarkah? Pengakuan ini untuk membuktikan apakah ada dugaan korsleting listrik dalam kebakaran ini jika suara ledakan mendahului percikan api. Sejumlah penelusuran Surya mengungkapkan bahwa saksi paling dekat dengan sumber api adalah Haryono. Dia adalah seorang karyawan Toko Terang Jaya.
Toko yang berdagang barang klontong plastik ini letaknya di blok C, posisinya hanya dipisahkan lorong dua meter di bagian belakang Toko Restu. Surya menemukan toko Terang Jaya sudah pindah di Pusat Grosir Surabaya (PGS) lantai I.
Namun, Haryono tidak kelihatan. Menurut Patricia, anak Tedjo, pemilik Toko Terang Jaya, setelah peristiwa kebakaran, dirinya bersama seluruh karyawannya yang berjumlah enam orang harus menjalani pemeriksaan polisi. “Termasuk Haryono juga diperiksa polisi. Tetapi, hingga saya buka stan di PGS ini, Haryono dan dua karyawan saya tidak lagi kembali,” ujar Patricia.
Haryono hilang? atau sengaja disembunyikan? Patricia bungkam. Patricia hanya menjelaskan seperti pengakuan Haryono jika tidak pernah mendengar suara ledakan sebelum asap membumbung. Apalagi ada ledakan ala korsleting listrik yang mirip suara petasan.
Haryono dan enam karyawan Toko Terang Jaya pada pagi nahas itu memang sedang bersiap buka toko. Tidak ada pegawai toko ini yang memperhatikan sekeliling tokonya karena sibuk menata barang dagangan.
Patricia sendiri belum datang pagi itu hingga kebakaran membesar. Di sela kesibukannya, peristiwa yang menyita perhatian Haryono hanyalah asap yang keluar dari lorong di depan tokonya. “Dia (Haryono) hanya melihat ada asap dan suara orang berteriak-teriak. Mereka segera menyelamatkan sebagian barang dagangan dan diri masing-masing,” katanya.
Namun kata dia, suasana mencekam itu hanya berlangsung beberapa detik, karena setelah teriakan itu, asap semakin pekat dan memenuhi tokonya serta lorong-lorong disekitar tokonya. Ini yang membuat mereka tidak lagi mungkin menyelamatkan barang-barangnya lebih banyak. uca/rie
Sabtu (22/9)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (5)
Mengapa Titik Api Mengeluarkan Asap Hitam Pekat?
MISTERI siapa pembakar Pasar Turi mulai terkuak dari keterangan beberapa saksi kepada Surya. Namun, sementara penelusuran sosok pelaku, termasuk dugaan jumlah pelaku, dan latar belakangannya disimpan dulu. Indentifikasi pelaku ini akan terkuak jika teka-teki penyebab kebakaran terjawab.
Kali ini, Surya berusaha membuktikan penyebab itu dengan membandingkan keterangan saksi-saksi, meneliti lokasi kebakaran secara intensif, dan rujukan teoritis-ilmiah. Surya menelusuri dengan cermat apa warna asap yang mengepul dari titik api. Seharian kemarin (21/9) hal inilah yang menjadi fokus investigasi Surya.
Sejumlah saksi yang mengetahui sumber api diwawancarai untuk mengungkap warna asap pada titik api itu. Pertanyaan ini semula dianggap sepele oleh sejumlah pedagang ketika Surya menanyakannya. Namun, sejatinya informasi warna asap ini sangat penting bagi investigator untuk bisa memberi petunjuk apakah api berkobar karena penyebab alamiah, atau karena ‘dibantu’ bahan bakar.
Identifikasi ini berdasar teori yang lazim digunakan oleh laboratorium forensik kepolisian untuk mengidentifikasi muasal kebakaran. Surya berpijak pada sebuah buku yang menjadi panduan biro intelijen federal Amerika Serikat, FBI (Federal Bureau of Investigation). Buku ini berjudul Criminal Investigation, Third Edition, karangan Charles R Swanson Jr, Neil C Chamelin, Lonard Territo, penerbit Random House New York, 1984.
Di dalam bab 15 ‘’Arson Investigation’’ halaman 557-597 dijelaskan, jika titik awal api mengepulkan asap hitam, artinya api disulut oleh bahan bakar seperti minyak tanah, solar, atau bensin. Sedangkan bila asapnya berwarna putih, penyulutnya bisa berasal dari kayu, kertas, gas, daun kering, dan mikroba. Asap ini seperti asap rokok yaitu putih bersih.
Kayu kering yang digesekkan terbukti bisa menimbulkan api dengan asap putih. Mikroba yang berada di tumpukan sampah bisa membuat tumpukan sampah itu menghasilkan gas metan. Gas metan yang berada di antara bahan yang mudah terbakar bisa menciptakan api dengan asap putih bersih. Gas elpiji yang ditekan dalam ruang tertutup juga bisa menciptakan api yang biasanya diawali dengan adanya ledakan. Dan asap dari api inipun berwarna putih.
Kesaksian
Lantas apa warna asap di pagi nahas 26 Juli 2007 lalu? “Hitam, jelas hitam, nggak hitam pekat sih, tetapi kalau putih pasti tidak,” tegas Ashari, pemilik Toko Sri Jaya yang berhadap-hadapan dengan Toko Restu yang menjadi sumber api.
Toko Sri Jaya berada di sebelah tenggara Toko Restu dan jarak keduanya hanya 10 meter. Ashari bisa melihat kepulan asap pertama hanya puluh detik, maksimal satu menit. Jarak waktu yang pendek ini penting untuk memastikan bahwa sumber api masih asli, belum ‘memakan’ banyak barang lain, seperti plastik atau karet, yang akan mengaburkan warna asap.Ashari termasuk orang pertama yang berlari ke arah titik api ketika mendengar teriakan kebakaran.
Tidak cukup pengakuan Ashari, Surya mencari saksi lain. Lalu ketemulah nama Sugianto, pedagang blok E yang berada di seberang toko Restu. Ketika itu, posisinya langsung berhadapan dengan titik api dan tidak ada penghalang apa pun di antara keduanya.
Ketika ditanya mengenai warna asap, Sugianto tanpa ragu menjawab, “Hitam, tidak ada warna putih sama sekali,” tegasnya. Identifikasi asap hitam, tersebut juga dikuatkan oleh pengakuan anggota PMK yang tiba di lokasi kebakaran pertama kali.
Keterangan Kapolda Jatim Irjen Pol Herman Sumawiredja pekan lalu bahwa Pasar Turi dibakar menjadi lengkap dengan identifikasi Surya. Kuat dugaan bahwa modus operandinya dengan terlebih dahulu menyiram bahan bakar minyak ke sebuah ruang. Ini dibuktikan dengan sejumlah kesaksian yang sebanding dengan teori asap tadi.
Menurut teori, kebakaran akan terjadi kalau ada ruang, bahan bakar dan oksigen. Oksigen ada kalau ada ruangan. Asap hitam itu menunjukkan bahwa api membesar karena dibantu bahan bakar, dan ada ruangan pada titik api itu.
Surya juga meneliti lokasi titik api di beberapa tempat sejak sepekan terakhir. Meskipun lokasi itu sudah terkoyak oleh upaya pemadaman dan penelitian laboratorium forensik selama seminggu, secara umum identifikasi Surya ini menemukan sejumlah petunjuk yang menguatkan teori pembakaran.
Identifikasi inilah yang bisa jadi juga digunakan oleh laboratorium forensik sehingga Kapolda berkesimpulan Pasar Turi dibakar.
Di mana sumber panas dalam kebakaran itu? Menurut pengamatan Surya, sumber panas, adalah sebuah ruang yang tertutup tempat titik awal api. Ruang itu diperkirakan adalah gudang yang berada di antara Toko Restu dan toko Terang Jaya. Sejumlah saksi mengetahui sumber asap itu di bagian ini. Ruang ini masih dalam kondisi tertutup pada pagi nahas itu.
Toko Restu juga menjadi sumber panas ideal. Karena toko ini dikellilingi rollingdoor baja berjenis harmonika yang tertutup. Penutup toko ini paling kokoh di antara toko lain di sekitarnya. Ruang tertutup ini secara teoritis bisa menjadi sumber panas ideal. Api menjadi muleg, bertahan dan sulit dipadamkan karena sulit dijangkau.
Sumber panas ini kemudian mencari oksigen. Meskipun dalam kondisi tertutup, adanya oksigen yang masuk di ruang titik api itu membuat api menyala dengan mudah. Kemudian menyebar ke tempat-tempat lain dengan perantaraan oksigen itu.
Dengan teori ini, api menyebar cepat untuk mencari oksigen.
Oksigen yang cukup banyak, tentunya berada di udara bagian atas. Hal itulah yang membuat api merembet secara cepat ke atas hingga kebakaran itu bisa menuju ke lantai II. Semakin luas oksigen yang ditemui api, semakin cepat dan luas sebarannya. Dari lokasi yang menjadi muara api, terlihat hanya bagian plafon yang 100 persen gosong. Sementara barang-barang di lantai Toko Restu yang berupa karpet dan sejenisnya tidak rusak total, kira-kira hanya 75 persen hangus.
Tetapi, benda-benda itu lengket satu dengan lainnya karena pengaruh panas. Masih terlihat sisa warna karpet yang bercampur dengan sisa-sisa benda terbakar lainnya. Terlihat bahwa api tidak maksimal membakar bagian bawah toko.
Dari situ disimpulkan bahwa api bersumber dari langit-langit toko yang berfungsi sebagai gudang dan menyebar ke langit-langit toko tentangga.
Temuan yang lain, rollingdoor Toko Restu dan ruang kosong di antara Toko Restu dan Terang Jaya memiliki kisi-kisi alias lubang-lubang kecil untuk ventilasi udara. Dari lubang ini diduga minyak penyulut api dimasukkan.
UPTD Diperiksa
Kapolda Irjen Pol Herman S Sumawiredja mengatakan, semua yang diindikasikan terlibat akan terus diperiksa. ‘’Termasuk Pemkot Surabaya maupun UPTD Pasar Turi,” ungkapnya.
Kata orang nomor satu di kepolisian Jatim ini, kesaksian dikumpulkan dari pelbagai saksi yang diduga ada keterkaitannya dengan pembakaran pertama maupun kedua Sedangkan pengejaran terhadap pelaku pembakaran terus dilakukan penyidik gabungan Polresta Surabaya Utara, Polwiltabes Surabaya dan Polda Jatim.
Namun, sampai sejauh ini belum ada yang ditemukan. Ditanya mengenai kesulitan pengejaran Kapolda mengaku yang paling utama adalah tidak adanya petunjuk dari rekaman, semisal kamera CCTV yang bisa merekam seluruh gerakgerik mencurigakan di titik-titik tertentu. uca/rie/st23
Senin (24/9)
SIAPA PEMBAKAR PASAR TURI (6)
Setelah Membara, Ada Upaya Memelihara Api
Berawal dari menelusuri warna asap dan pola penyebaran api, tim investigasi Surya menemukan penyebab api bisa terpelihara berkobar dan merambat ke tempat lain dengan mudah tanpa 'perlawanan'. Indikasi baru ini juga mengungkapkan betapa jelinya sang pembakar Pasar Turi. Pasca asap mengumpal, api berkobar. Namun pemadaman hanya berfokus dari depan dan samping Toko Restu. Ada fakta peristiwa yang luput dari perhatian pada pagi nahas 26 Juli 2007 itu.
Mengapa? Saat hari pertama, api masih membakar belasan kios, semua lorong masuk dan keluar gedung justru ditutup dan digembok. Surya menyaksikan sendiri peristiwa aneh ini. Alasannya saat itu, untuk mengurangi oksigen sekaligus mengamankan barang pedagang dari penjarah.
Namun alasan ini kenyataanya tidak terbukti, pintu lorong itu terbuat dari teralis baja yang tembus pandang. Artinya, oksigen masih bisa leluasa menerobos, tetapi petugas pemadam justru tidak bisa masuk. Padahal keputusan menutup akses lorong ini fatal, karena membentur teori tentang pemadaman kebakaran.
Di dalam teori ini, untuk meminimalisir penyebaran api lazimnya semprotan air tidak dilakukan di titik api, tetapi dilakukan untuk melokalisir api. Oleh karena itu, formasi pasukan pemadam dibuat mengelilingi pola penyabaran api dan membasahi lokasi terluar dan api terluar secara bersama yang mengarah ke pusat api.
Teori pemadaman ini terdapat dalam buku yang menjadi 'kitab suci' Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat, FBI (Federal Bureau of Investigation). Buku ini berjudul Criminal Investigation, Third Edition, karangan Charles R Swanson Jr, Neil C Chamelin, Lonard Territo, penerbit Random House New York, 1984. Juga dari kajian Asosiasi Investigator Pembakaran Internasional alias International Association of Arson Investigators (IAAI), yang berpusat di Amerika.
Namun faktanya saat itu, bagaimana bisa mengepung api kalau semua lorong yang menghubungkan bagian belakang lokasi kebakaran dikunci dengan alasan mengurangi oksigen. Padahal, ada jenis gas NN100 yang berfungsi mengurangi oksigen.
Kesaksian pemilik Toko Restu, Tang Linda, meyakinkan jika pemadaman hanya fokus di depan tokonya, sementara di bagian belakang toko tidak disentuh karena tertutup dan berasap tebal.
Linda yang ditemui Surya di tempat jualannya yang baru di ITC Mega Grosir, kemarin, mengaku setibanya di Pasar Turi sekitar satu jam setelah temuan asap pertama, melihat petugas PMK hanya menyemprot depan tokonya. “Saat itu, pintu toko belum terbuka. Terus saya serahkan kunci tokonya, ternyata sudah tidak bisa digunakan lagi,” ungkap Tang Linda.
Alasannya, anak kunci pintu sudah dirusak oleh orang-orang yang sebelumnya telah berusaha memadamkan. Dalam situasi seperti itu, Linda mengaku sudah tidak bisa melihat api membara di dalam toko atau di dalam plafon toko yang memang digunakannya sebagai gudang.
Selain di atas Toko Restu, Linda juga melihat api membara di lorong belakang tokonya yang berhubungan dengan Blok C. Linda justru menduga titik api dari atas lorong belakang tokonya yang kemudian masuk ke gudangnya hingga menyebar ke depan.
Karena dalam kondisi tertutup itulah, asap tebalnya tampak keluar dari tokonya. Hal itu pula yang membuat konsentrasi pemadam memilih melakukan penyiraman dari depan Toko Restu. Linda bersaksi, dari empat mobil pemadam, hanya satu yang menyemprot. Sedangkan yang tiga hanya diam menunggu. “Ketika saya tanya ke petugasnya, mereka bilang masih mau ambil air,” ujarnya.
Pengakuan ini dibenarkan M Taufik, penyemprot hanya konsentrasi di depan Toko Restu dan sekitarnya. “Tidak mau masuk lorong karena takut panas, padahat tidak,” tegasnya kecewa. Dia sendiri menyaksikan pintu bagian belakang dikunci kembali setelah dibuka sehingga evakuasi barang semuanya ke pintu utama.
Pukul 10.30 WIB, api berhasil dijinakkan. Namun setengah jam kemudian, api kembali muncul di blok C belakang Toko Restu dan menyebar ke Toko Terang Jaya. “Asapnya hitam pekat,” ingat Taufik.
Dan secara bersamaan, api kembali muncul di bagian atas Toko Restu, kemudian lidah api semakin banyak dan menjilat naik di lantai dua, menjalar ke toko Saerah. Karena api tidak pernah benar-benar bisa dikepung seperti teori pemadaman kebakaran, api terus menyebar ke belakang hingga ke Gedung Ramayana. Petugas PMK milik PT Bogasari memastikan kepada Tang Linda pada pukul 13.00 WIB, api sudah sulit dijinakkan.
Dengan mengamati pola penyebaran api tersebut, Tang Linda semakin yakin bila titik api tidak hanya satu titik api. Teori Arson Investigation (Investigasi pembakaran) dalam buku pijakan Surya menyebutkan, api yang membara memiliki sifat seperti air. Yaitu merambat ke tempat oksigen.
Dalam kasus dibakarnya Pasar Turi ini, sumber panas berupa ruang tertutup dan bahan bakar berupa bensin kemungkinan disebar meluas tidak hanya di Toko Restu namun juga di belakang toko ini, areal blok D dan C. Dengan menggunakan teori asap dan api di blok D dan C itu mengalir mengikuti arah sumber oksigen. Faktanya sumber oksigen itu banyak berada di belakang Toko Restu atau di daerah yang semua lorongnya ditutup, membuat api membesar di bagian tersebut.
Selain mencari oksigen dengan menjalar ke belakang, api juga menjilat ke atas. Ini karena sumber oksigen di udara, lebih banyak berada di atas dibandingkan dengan di bawah. Diyakini telah ada titik api lain selain di Toko Restu. Olah TKP Surya menunjukkan, dugaan titik api baru itu berada di belakang blok D dan C atau di belakang Toko Restu. Daerah yang lorongnya dikunci itu. Di antara lorong stan, juga terdapat jalur kabel yang berbentuk talang mengadap ke atas. Di langit langit ini diduga api menjalar cepat. uca/rie
Selasa (25/9)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (7)
Toko Restu Dipilih dengan Perhitungan Profesional
INVESTIGASI Surya tentang siapa pembakar Pasar Turi, setidaknya telah memberiindikasi mengenai identitas pelaku, cara bekerja, dan hasilnya. Namun yang lebih mencengangkan adalah bahwa pembakaran dilakukan dengan sangat profesional.
Titik api pertama serta waktu pembakaran diperhitungkan dengan sangat cermat dan matang. Benar-benar hasil kerja orang profesional. Olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh tim Surya, Senin (24/9) menunjukkan bahwa Toko Restu dipilih karena lokasinya strategis. Toko karpet dan perabot dapur melamin ini tepat berada di tengah-tengah bangunan Pasar Turi. Dihitung dari empat baris toko yang menghadap ke lorong utama, toko ini berada tepat di tengah.
Pada layout Pasar Turi, sebenarnya terdapat tiga gedung yang temboknya saling menyambung. Gedung utama (tahap I, II), Gedung Ramayana (tahap IV), dan Gedung lama (tahap III). Di gedung utama inilah Toko Restu persis berada di tengah jika ditarik garis dari pintu utama bagian depan dan pintu utama bagian belakang.
Bangunan yang sederet dengan Toko Restu langsung menyambung dengan Gedung Ramayana. Dan dari Gedung Ramayana bisa menyambung langsung ke gedung Pasar Turi lama. Sementara itu dari identifikasi konstruksi toko, Toko Restu adalah satu-satunya toko di pasar Turi yang menggunakan rolling door jenis harmonika. Jenis rolling door baja yang kokoh karena menggunakan rel. Sementara toko lain menggunakan rolling door konvesional dari seng yang menggulung ke atas.
Dengan model pintu semacam ini, hanya Toko Restu yang memiliki lubang angin, sementara toko lain tertutup rapat karena konstruksi rolling door konvesional memang tidak menyediakan lubang sirkulasi udara. Dan, yang penting, pintu jenis harmonika ini sangat sulit dibuka.
Pintu lain dengan model gulungan ke atas akan membuka jika digebrak dengan benda keras di bagian bawahnya. Dengan sulit dibuka, dengan sendirinya sulit untuk masuk memadamkan titik api dengan cepat.
Hal itu diakui Tohir, seorang pedagang yang ikut berusaha membuka pintu Toko Restu untuk memadamkan titik api, “Berjam-jam saya ikut membantu mendongkel pintu dengan linggis,” ujarnya.
Pemilihan lokasi pertama api akan mempengaruhi seberapa luas sebarannya untuk menghanguskan gedung. Jika titik api pertama berada di tengah gedung, api akan menjalar memakan seluruh gedung alias seratus persen. Jika api berawal dari lantai satu, akan mudah menjalar ke lantai-lantai di atasnya.
Namun, jika api dimulai dari lantai tertinggi, hanya kemungkinan kecil merembet ke bawah karena oksigen berada di atas. Ini terungkap dalam ‘Cara Efektif Membakar’ yang terdapat pada buku Criminal Investigation, Third Edition, karangan Charles R Swanson Jr, Neil C Chamelin, Lonard Territo, penerbit Random House New York, 1984. Juga terdapat dalam kajian Asosiasi Internasional untuk Para Investigator Pembakaran alias International Association of Arson Investigators (IAAI), yang berpusat di Amerika.
Menganalisis kebakaran tidak lepas dari teori timbulnya api. Ini ditandai dengan kecepatan penjalaran dan panas yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Kebakaran
dalam ruangan bisa mengarah kepada terjadinya flashover dengan temperatur ruangan mencapai 500 derajat celcius di atas ambient dalam waktu kurang dari lima menit. Bisa juga terjadi ledakan asap (backdraft) apabila ruangan yang minim ventilasi tetapi cukup tahan terhadap tekanan yang timbul akibat kebakaran.
Faktanya, api yang muncul dari toko Restu sulit dipadamkan karena konstruksi pintu toko ini kokoh karena berjenis harmonika. Sebaliknya, pada jenis harmonika ini terdapat banyak celah yang memungkinkan untuk memasukkan bahan bakar cair. Toko Restu betul-betul ideal dalam perhitungan pembakar. Selain letaknya di tengah-tengah bangunan, pintunya berjenis harmonika, dan letaknya di lantai dasar sehingga api diharapkan mampu menyebar ke seluruh bangunan di atasnya.
Pada pembakaran pertama, api muncul dari tengah gedung dan berada di di lantai dasar. Di sinilah titik yang paling ideal untuk menghanguskan seluruh gedung. Namun, hasil pembakaran itu tampaknya tidak memuaskan. Gedung Pasar Turi lama dan gedung utama bagian selatan nyatanya tidak terjilat api.
Kegagalan ini kemudian dijawab dengan pembakaran kedua (9 September 2007), di gedung Pasar Turi lama. Pada olah TKP kepolisian, kebakaran pertama 26 Juli, polisi menemukan botol air minuman kemasan berisi bensin campur minyak tanah. Begitu pula dari olah TKP kebakaran kedua, polisi menemukan sejumlah barang bukti di antaranya botol berisi bensin dan tangga aluminium di dekat toko Redana Blok S lantai II.
Baik pada Toko Restu maupun Toko Redana terdapat pola penyebaran api yang sama yaitu ke arah atas, sehingga kerusakan maksimal terjadi pada bagian atas kedua toko itu.
Pola waktu yang dipilih juga sama-sama ‘’waktu transisi’’. Kebakaran pertama saat buka toko, sedangkan kebakaran kedua waktu tutup toko. Kondisi pasar masih sepi namun belum senyap, karena jika tengah malam, pelaku mudah ditangkap. Kejanggalan lain adalah temuan tangga dari alumunium di depan Toko Radana.
Surya tidak berhasil menemukan ‘alat bantu’ pembakaran seperti tangga, di Toko Restu, karena tempat ini terlebih dahulu diselidiki tim kepolisian.
Fasilitas yang Diabaikan
Kejanggalan lain juga terjadi pada cara penanganan kebakaran oleh PMK. Ketika ada api yang masih membara, petugas pemadam yang berada di areal Blok D sudah pindah ke areal lain yang apinya masih relatif kecil. “Saya coba mengingatkan, petugas malah marah-marah,” ungkap Roni, pemilik stan Toko Perintis yang kini berdagang di ITC Mega Grosir.
Anehnya, petugas PMK maupun UPTD Pasar Turi melarang pedagang ikut membantu memadamkan kebakaran. Ini juga kesaksian pemilik Toko Restu, Tang Linda. Upaya pemadaman juga dianggap tidak memanfaatkan fasilitas.
Dari empat mobil pemadam yang datang kali pertama —kira-kira10 menit setelah laporan—hanya satu yang menyemprot. Sedangkan tiga lainnya menunggu di depan pintu masuk sebelah timur.
Ketika ditanya oleh para pedagang, petugas pemadam menyebutkan tiga mobil tersebut airnya habis. “Kalau habis untuk apa datang. Seharusnya pergi dulu untuk ambil air. Bukan berdiam tidak berbuat apa-apa,” keluh Santoso, rekan Roni.
Penelusuran Surya, di sekitar titik api yang ada di daerah Blok D dan C, terdapat fasilitas
hidran dan sumur pompa yang tidak berfungsi. Hidran itu terletak di lorong antara bangunan Tahap I dan Tahap IV. Kotak hidran berwarna merah itu, sudah tidak memiliki selang penyemprot air. Kemudian dua kran yang ada sudah tidak bisa diputar lagi.
Kondisi tersebut menurut Hendra, pemilik stan makanan di Blok A, sudah diketahuinya sejak lima tahun terakhir. “Tentu saja saat kejadian itu fasilitas tersebut tidak bisa lagi digunakan,” ujar Hendra.
Sedangkan sumur pompa yang ada di bawah bangunan tahap IV, diketahui masih terisi air secara penuh. Termasuk kondisi pompa dan kran, terlihat masih bisa digunakan. Namun, ketika ditanyakan kembali kepada para pedagang, mereka menyebut sumur pompa itu sama sekali tidak digunakan.
Bahkan, pintu di sisi itu, lebih dulu ditutup saat kejadian berlangsung. Selain hidran dan pompa air yang tidak digunakan, pada kolam ikan yang ada di atrium penghubung Tahap I dan Tahap II Pasar Turi juga terdapat beberapa kran yang bisa mengalirkan air. Namun, tidak satupun petugas yang memanfaatkan air dan kran di kolam itu dengan alasan tidak berfungsi. uca/rie
Rabu (26/9)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (8)
Lelaki Bersayat di Bawah Mata Itu Berinisial AA
ADA perkembangan menarik dari penelusuran tim investigasi Surya tentang siapa pembakar Pasar Turi. Selasa (25/9) tim Surya menemukan identitas laki-laki mencurigakan yang dilihat saksi mata pada pagi 26 Juli 2007 sebelum kebakaran.
Lelaki yang memiliki ciri fisik bekas luka di bawah mata dan bertato di lengan itu (baca: Surya 21 September 2007-Red) itu berjalan dengan tergopoh- gopoh dan sempoyongan seperti orang mabuk. Ia keluar dari lorong dekat Toko Restu tempat awal munculnya api. Beberapa saat setelah laki-laki itu pergi, terdengar teriakan kebakaran.
Dari penelusuran Surya, diduga kuat laki-laki itu berinisial AA. Identitas ini muncul dari pola rekonstruksi Surya yang dilakukan kembali dengan menelusuri banyak saksi lain selain keterangan saksi kunci. Termasuk mengonfrontir sejumlah temuan dengan sumber Surya di kepolisian, baik petugas pemeriksa maupun intelejen lapangan.
Surya terlebih dahulu menelusuri rute perjalanan AA pagi itu. Kemudian mewawancari orang-orang yang diduga berada di depan toko-toko yang diperkirakan dilewati AA. Juga ditelusuri siapa saja ‘orang luar’ yang sempat dilihat saksi-saksi sebelum kebakaran. Keterangan tersebut kemudian dicocokkan dengan saksisaksi yang mengenal sosok tersebut. Seorang pedagang yang ditemui Surya Selasa (25/9) yakin hanya ada satu laki laki dengan ciri seperti itu.
“Saya tahu orang dengan ciri seperti itu di Pasar Turi hanya satu. Namanya AA,” katanya. Pengakuan ini makin menguatkan pernyataan saksi kunci Surya yang sudah menyebut inisial itu. Ketika ditelusuri pada sumber Surya di kepolisian juga mencuat nama AA. Artinya, polisi juga sudah mengantongi nama itu.
Menurut kesaksian sejumlah pedagang, AA adalah lelaki bertubuh kurus, tinggi badan sekitar 165-170 cmdengan kulit sawo matang. Ciri khasnya adalah bekas luka di bawah mata kiri dan tato di lengan kanannya. Informasi kepolisian juga mengatakan bahwa AA sudah raib. Sejak sebulan terakhir, AA tidak ada lagi di Surabaya. Diyakini bersembunyi di sebuah tempat, lokasinya masih dirahasiakan.
‘’Kesaksian ini sama dengan kesaksian sejumlah saksi pedagang yang sudah dimintai keterangan di polisi,” kata sebuah sumber di kepolisian. Sedikitnya ada tiga saksi yang melihat AA berjalan sendirian keluar dari Pasar Turi pagi itu.
Namun, dua orang di antaranya hanya melihat sepintas dan tidak menaruh curiga. Hanya satu orang yang mengamati dengan serius dan mencurigai gerak-geriknya. Saksi kunci inilah yang menjadi sumber Surya mengungkap identitas lelaki itu.
Saksi kunci ini adalah pegawai sekaligus buruh angkat sebuah toko batik berinisial JM. Lokasinya berada di lantai II bagian selatan. Jaraknya sekitar 70 meter sebelah selatan dari titik api di Toko Restu. AA tepergok saksi kunci Surya ketika berjalan sempoyongan sambil ngomel ke arah luar Pasar Turi.
Perjumpaan tidak sengaja itu terjadi di sekitar blok D atau 50 meter dari titik api. Memang, ketika itu saksi tidak melihat AA melakukan aktivitas pembakaran. Namun gelagatnya yang belingsatan dan bergegas keluar gedung pada pagi hari ketika pasar belum buka memunculkan kecurigaan.
Mengapa dia berada di pasar ketika pasar belum buka? Dari mana dia masuk? Beberapa saat setelah berpapasan dengan AA, saksi kunci mendengar teriakan kebakaran. Asap muncul dari lorong asal AA berjalan. Ketika suasana panik pecah, AA menghilang.
Menurut pengakuan M, pemilik toko JM yang juga bos saksi kunci Surya, pegawainya itu sekarang sedang depresi berat dan ketakutan. Dua pekan terakhir, pegawai ini tengah diobatkan M untuk memulihkan kondisi kejiwaannya. Kenapa? komplotan AA ini belakangan menyimpan identitas saksi Surya itu dan berusaha meneror. Saksi ini sekarang mengalami tekanan jiwa karena teror tersebut. Ketakutannya bertambah setelah diperiksa maraton oleh polisi.
M mengatakan bahwa AA dan pegawainya sudah saling kenal meski tidak dekat. Keduanya saling tahu nama masing-masing. AA rupanya menyadari bahwa saksi kunci telah membocorkan namanya. ‘’Karena itu AA berusaha menghentikan dengan meneror,’’ kata M.
Selama ini, AA kerap mondar-mandir di Pasar Turi. Biasanya mengenakan baju berkerah lengan panjang dengan ujung lengan dilipat. Namun, sesekali mengenakan kaus lengan pendek sehingga kelihatan tato di lengannya.
Seorang pedagang berinisial BM menjelaskan, komplotan preman di Pasar Turi benar ada. Bahkan komplotan itu masih terlihat pasca kebakaran Pasar Turi pertama. Bahkan saat kebakaran Pasar Turi kedua 9 September lalu orang-orang tidak dikenal itu juga masih tampak berkeliaran. Jumlahnya sekitar 20 orang.
Mereka ini bahkan kerap terlihat di setiap pertemuan antar pedagang di Pasar Turi, atau pertemuan pedagang, UPTD Pasar Turi, dan wali kota di Pemkot. Para tenaga pengamanan partikelir itu masih terlihat memantau aktivitas pedagang. Pemandangan ini sempat membuat suasana Pasar Turi ‘panas’ hingga tiga pekan pasca kebakaran pertama. Bahkan begitu tegangnya suasana itu, BM berinisiatif meminta bantuan tenaga pengamanan partikelir lain untuk menjaga dirinya dan pedagang lain. Show of force antartenaga partikelir ini berakhir pada Jumat (14/9). ketika Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S Sumawiredja menyatakan Pasar Turi dibakar. “Semuanya tidak terlihat lagi, mungkin kabur,” ungkap BM. uca/rie
Kamis (27/9)
SIAPA PEMBAKAR PASAR TURI (9)
AA Komandoi Para Penenteng Botol Bensin
Sepenggal identitas lelaki berinisal AA yang diduga sebagai pembakar Pasar Turi semakin memudahkan tim investigasi Surya menelusuri cara kerja pembakaran dan modus operandinya. Beberapa pedagang Pasar Turi akhirnya berani membuka mulut dan membagi kesaksiannya, bahwa AA tidak bekerja sendirian.
Seorang pedagang berinisial BH ditemui Surya, di tempat yang dirahasiakan, Rabu (26/9). Pertemuan dengan BH ini menjadi kunci baru untuk menyambung benang merah sosok lelaki bercodet (luka dibawah mata. Red) yang diidentifikasikan bernama AA.
BH adalah target informan Surya yang mengetahui kemana langkah AA setelah saksi kunci Surya sebelumnya, melihat AA menghilang diantara sela-sela lorong pasar beberapa menit sebelum kebakaran muncul pukul 08.00 WIB. Dia juga membagi cerita yang mengungkap modus operandi pembakaran.
Sudah sepekan BH ‘diburu’ Surya dari informasi sejumlah pedagang lain, namun baru kemarin lelaki yang meminta perlindungan saksi ini berani membuka mulut. “Saya tidak tahu kalau dia inisalnya AA (dia menyabut nama lengkap AA. Red), tapi kalau ciri-cirinya seperti itu –bercodet di bawah mata, bertato di lengan-, saya sempat melihatnya di lorong antara Pasar Turi Tahap I dan IV,” ujar BH mengawali kesaksiannya.
Tempat pertemuan itu sekitar 40 meter di belakang Toko Restu, atau di sebelah pintu rusak yang sempat ditulis Surya pekan lalu. Pedagang barang konveksi ini mengungkapkan tidak sengaja melihat AA sekitar pukul 10.00 WIB, atau dua jam setelah api menyala di Pasar Turi. Namun kala itu api yang diyakini muncul dari Toko Restu itu sudah bisa dijinakkan.
Tetapi suasana saat itu begitu panik, banyak orang berlarian menghidari asap karena asap begitu pekat, sejumlah pedagang sibuk mengungsikan barang dagangannya, termasuk dirinya. Banyak juga orang asing yang terlihat keluar masuk pasar, termasuk beberapa penjarah.
Namun saat itu BH dan beberapa pedagang lain mengaku sempat dilarang masuk oleh petugas kepolisian untuk mengevakuasi lanjutan dagangannya, penyebabnya asap semakin tebal. Beberapa pintu gedung juga terkunci sehingga dia tidak bisa leluasa keluar masuk pasar. Namun di tengah kepanikan itu, BH mengetahui sosok yang belakangan berinisial AA bersama belasan orang asing lain.
“Jumlahnya sekitar 12 orang,” ujarnya. BH kala itu mengaku tidak curiga dengan gelagat AA dan belasan orang. Kesaksian BH melihat AA ini jelas karena pendangannya tidak terhalang. BH digambarkan sedang berdiri berada tak jauh dari lorong penghubung tahap I dan tahap IV, atau sekitar 10 meter dari tempat AA berdiri.
Beberapa orang-orang asing tersebut bersama AA dilihatnya sedang menenteng botol plastik bekas air mineral ukuran 1,5 liter yang isinya berwarna kuning. Belakangan diduga botol ini berisi bansin bercampur minyak tanah.
Begitu cepat pemandangan yang dilihat BH. Karena AA dan belasan orang tersebut hanya beberapa detik bertemu dan berjalan beberapa meter ke arah blok A tahap satu. Lokasi ini adalah kumpulan stan makanan. Dari lorong itu, orang-orang asing ini tampak dibagi dan langsung berpencar. Dalam hitungan detik semuanya hilang di telan asap.
Kabar bahwa api sudah padam pada sekitar pukul 10.00 wib melarutkan BH dan seluruh pedagang pasar sehingga tidak memperhatikan pemandangan ganjil beberapa menit lalu di belakang Toko Restu. Selang satu jam kemudian, api yang semula padam kembali liar dan semakin tidak terkendali. Lokasinya di belakang Toko Restu, arah masuk para penenteng botol.
Menurut BH saat itu, diperkirakan orang-orang tersebut adalah pemilik stan makanan yang sedang mengambil minyak tanah yang digunakan memasak. “Tapi saya curiga mereka semua jumlahnya 12, kok menenteng botol satu-satu. Apalagi disini antarpedagang saling tahu sekalipun tidak saling kenal,” ujarnya.
BH melanjutkan kesaksiannya, pada 26 Juli, malam hari, ketika api semakin tidak terkendali, dirinya juga melihat segerombol orang-orang asing keluar masuk pasar. Kebanyakan masuk lewat pagar utama sebelah barat. Yang terlihat di sekitar bangunan Pasar Turi beberapa diantaranya menteng botol bekas air mineral berwarna kuning. Ini berbaur dengan pedagang yang mengavakuasi barang. Pemandangan yang sempat dilihatnya siang hari.“Tapi malam itu kan gelap, jadi saya tidak bisa memastikan apakah mereka adalah orang yang sama seperti yang saya lihat di siang hari,” ungkapnya.
Setelah pernyataan Kapolda bahwa kebakaran Pasar Turi disengaja, BH mulai curiga dan mengigat kembali kejadian dua bulan lalu itu. Bahkan ketika Surya mengungkap seorang diantaranya memiliki ciri bercodet, BH yakin lelaki yang belakangan berinisal AA inilah yang dilihatnya.
Tak Terjawab
Temuan botol mineral bukan hal baru dalam kebakaran Pasar Turi. Saat pagi nahas 26 Juli silam, Surya menyaksikan temuan botol air mineral berisi cairan minyak tergeletak di lantai 2 Blok H-20 Toko Merlyn dan Toko Maju Jaya. Persis di bagian depan sebelah timur. Botol mencurigakan itu dibungkus koran.
Lokasi tempat penemuan botol itu berada di depan toko seprei dan barang elektronik milik H Alex. Pemilik toko ini sendiri yang menemukannya saat kebakaran berlangsung. Tempat penemuan botol dengan titik api memang jauhnya sekitar 150 meter. Namun pedagang mencurigai ada orang sengaja meletakkan botol tersebut. Apabila api sampai di Blok H, maka api akan menghanguskan semua stan.
Namun asumsi pedagang itu buru-buru dibantah Kapolres Surabaya Utara AKBP Edy S Tambunan, kala itu. Dia justru menduga ini botal bahan bakar kompor warung di pasar Turi. “Saya mengira, bantahan polisi itu prematur. Karena di lantai dua tidak ada warun, juga tidak ada genset di sekitar botol. Kami juga tidak pernah diperiksa terkait temuan botol itu,” tegas ketua Tim Pemulihan Pascakebakaran Pasar Turi, Djoko Sudjiono.
Namun misteri botol ini kembali muncul ketika kebakaran Pasar Turi kedua 9 September lalu, botol berisi cairan kuning kembali ditemukan di sekitar lokasi kebakaran. Polisi sudah mengamankannya. Surya juga sempat memuat foto botol itu pada berita 10 September lalu.
Namun hingga kini belum terjawab kaitan antara botol berisi minyak dengan kebakaran Pasar Turi kedua. “Botol dan isinya yang ditemukan di kebakaran Pasar Turi kedua (9/9) seperti temuan botol dan isinya di kebakaran pertama (27/6). Bukankah di lokasi kebakaran kedua tidak ada warung?,” tanya Djoko. uca/rie
Jumat (28/9)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (10)
Misteri Raibnya MK Pascapernyataan Kapolda
SOSOK AA langsung menghilang setelah kebakaran pertama Pasar Turi 26 Juli 2007. Ia diyakini sebagai operator pembakaran yang menjalankan perintah dari orang lain.
Sumber yang dihubungi Surya meyakini bahwa ‘’orang-orang yang satu kelompok’’ dengan AA masih terus berkeliaran di Pasar Turi sampai awal September. Jumlahnya bisa puluhan. Mereka inilah orang-orang yang selama setahun terakhir ini mengamankan
Pasar Turi. Setelah kebakaran pertama, aktivitas mereka makin mencolok.
Tetapi, yang aneh, begitu pada 14 September Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S Sumawiredja menyatakan bahwa Pasar Turi sengaja dibakar, mendadak orang-orang itu raib seperti ditelan bumi. Kemana mereka? Mengapa mereka tiba-tiba menghilang? Inilah yang coba ditelusuri tim investigasi Surya.
Di antara puluhan orang yang menghilang itu ada satu sosok berinisial MK. Laki-laki ini sekarang tengah diburu polisi karena masuk dalam daftar orang penting yang harus dimintai keterangan. Surya menelusuri informasi dari pedagang, pegawai pasar, hingga sejumlah warga di kampung sekitar Pasar Turi, tempat MK dan kelompoknya diyakini kerap berkumpul.
Selain menelusuri jati diri MK, penelusuran ini juga mengungkap jaringan ‘di bawah tanah’ yang selama ini ‘menguasai’ Pasar Turi. Apa yang terungkap pada episode kali ini hanya sebagian kecil saja dari luas dan rumitnya jaringan bawah tanah yang bermain di Pasar Turi.
MK, seperti AA, sejatinya bukan pedagang pasar. Namun setahun terakhir ini MK kerap terlihat mondarmandir di Pasar Turi. Dia berusia sekitar 55 hingga 60 tahun, perawakannya gempal dengan tinggi tubuh tidak lebih dari 160 cm. Salah satu ciri khasnya adalah selalu mengenakan peci meskipun tidak sedang menghadiri acara resmi
“MK datang pertama kali di Pasar Turi sejak Syamsul (Kepala UPTD Pasar Turi, Syamsul Arifin. Red) menjabat kepala Pasar Turi setahun lalu,” ingat HE, seorang pedagang Pasar Turi kepada Surya, Kamis (27/9). Pedagang lain mengatakan sejak Syamsul menjabat kepala pengelola pasar, MK kerap terlihat mengawalnya kemanapun pergi. MK diberi ‘hadiah’ pendapatan baru dari retribusi ponten di Pasar Turi tahap IV bagian atas. Namun keterangan terakhir ini memang sulit diverifikasi karena ponten itu sekarang sudah hangus terbakar.
Banyak saksi melihat MK juga akrab dengan H Salim, lelaki yang belakangan dilaporkan Polwiltabes oleh H Abdul Rosyid karena tuduhan mengancam. Tiga bulan sebelum Pasar turi terbakar, Rosyid diajak Salim membeli stan di sebuah pusat grosir anyar di Surabaya. Namun ajakan itu disertai ancaman jika Pasar Turi bakal dibumihanguskan dan dibangun lagi. “Saya tidak pernah mengacam itu. Selanjutnya no comment dulu,” tangkis H Salim saat dikonfirmasi Surya.
Paskekebakaran pertama, MK kerap terlihat di lantai tiga Pasar Turi lama, tempat kantor UPTD Pasar Turi. “Dia sering tidur di lorong kantor UPTD itu sama kelompoknya. Mulai kebakaran pertama,” ungkap salah seorang petugas keamanan pasar.
Sosok MK semakin menyolok pascakebakaran. Hampir di setiap pertemuan antara pedagang dan pengelola pasar yang dihadiri Syamsul, MK selalu berada di sekitar kerumunan meskipun tidak di dalam forum. Pertemuan antarpedagang yang dilakukan pada pekan-pekan terakhir bulan Juli hingga awal Agustus dilakukan di lorong lantai tiga Pasar Turi lama dengan tanpa penerangan. Dan MK masih kerap menguping dari jarak 10 meter dari forum.
Pertemuan antarpedagang di Masjid Al Hidayah Pasar Turi Senin, (30/7) juga terlihat MK, Pada Rabu (1/8) ketika pedagang menemui wali kota di Kantor Pemkot, MK bahkan terlihat berada di belakang Syamsul Arifin, Kepala Pasar Turi. Kali ini MK tidak sendirian, dia ditemani lima hingga 10 ‘orang asing’.
Pemandangan ini juga terlihat ketika pertemuan pedagang di rumah wali Kota Surabaya Bambang DH di kediamannya Jumat (17/8), pemandangan MK ‘Cs yang selalu berada di belakang Syamsul Arifin diakui hampir semua pedagang.
Bahkan saat pendataan ulang pedagang oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan 20 Agustus hingga 31 Agustus, MK tidak pernah absen, bahkan ada sekitar 20 ‘orang asing’ lain yang meramaikan aktifitas kerumunan pendataan itu. Setiap ada Syamsul dan Ketua tim Validasi pedagang, Eko Yuniarso Arif, MK selalu tampak berada di belakangnya.
Jaringan
Sosok MK ini sempat membuat pedagang panas. Bahkan ada yang merasa diintimidasi. suasana tegang di Pasar Turi ini bahkan merembet hingga di Kampung Gundih. Kampung ini berada sekitar 400 meter sebelah barat Pasar Turi. Namun kampung padat ini sejak lama dikenal sebagai center point Pasar Turi. Gundih bagitu terkenal karena terdapat tiga tokoh etnis yang menjadikan para anggota komunitasnya di Surabaya begitu takzim dengan ketiganya. Sebut saja ketiganya dengan inisial L, M, dan W.
“Sekitar tiga pekan setelah kebakaran Pasar Turi, di kampung Gundih sempat ada rapat khusus membahas MK dan nasib pedagang pasar,” kata seorang warga Gundih. Dia tidak mengikuti pertemuan itu, namun mendapat informasi dari sejumlah orang yang hadir di dalam forum. Surya mendapat kesaksian dari salah sekrang peserta forum.
Pertemuan itu terjadi malam hari sekitar tanggal 20-25 Agustus. Sejumlah sumber menyabutkan pertemuan itu difasilitasi L dan M yang dihadiri sekitar 35 orang dari tokoh-tokoh etis yang tinggal di Surabaya dan Bangkalan Madura. Salah satu yang hadir dari Bangkalan itu adalah kerabat MK.
“Pertemuan sepakat berada di belakang pedagang, dan meminta MK tidak menganggu pedagang,” kata salah satu peserta pertemuan. Ketidakhadirkan W menjadikan MK mengklaim bahwa W berada di belakangnya.
Ketegangan berlanjut hingga di lingkungan Pasar Turi. Sekitar tanggal 27 Agustus, tiba-tiba L muncul bersama beberapa orang anggota pertemuan Gundih di Pasar Turi. Saat itu, suasana Pasar Turi sedang disibukkan dengan pendataan ulang pedagang di bawah tenda panjang. L datang bersama kerabat MK dari Bangkalan. Tentu saja pedagang menyambut suka cita kehadiran L yang dianggap sebagai simbol dukungan moril sesepuh pasar.
Namun di balik itu MK tampak belingsatan. “Banyak yang menyaksikan anak buah MK menyingkir, dan MK gelisah,” ujar, BU, salah satu pedagang. Pemendangan ini disaksikan sekitar 100 pedagang. Antara MK dan L sempat adu sumbar. MK sempat menyidir kehadiran L. “Saya biasa penghisap darah,” katanya dengan suara keras, namun dengan memalingkan muka. Namun L seketika berdiri sambil membuka baju. “Saya biasa makan orang,” tangkis L.
Pemandangan ini membuat tengang ratusan pedagang dan para penjaga keamanan. Namun suasana kembali reda dan berakhir tidak saling menyapa.
Belakangan MK jarang muncul lagi di Pasar Turi. Terakhir banyak pedagang malihat lagi sosok MK pada 5 September. Saat itu pukul 14.00 WIB, pedagang sempat menggelar acara di Jalan Pasar Turi untuk mengenang 40 hari kebakaran. Usai acara, pedagang menggelar aksi demonstrasi di kantor PMK dan di sebuah pusat grosir di sekitar Pasar Turi.
“Kami menyaksikan MK di balik para penjaga pusat grosir itu, dan di sampingnya ada M,” bebernya. Namun sejak 14 September, MK raib lagi, bahkan hingga sekarang. uca/rie
Sabtu (29/9)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (11)
Peran Penting SM dan Hubungan Akrabnya dengan MK
MK masih tetap diburu, namun investigasi Surya menemukan sosok baru di Pasar Turi. Seorang pedagang sebut saja inisialnya SM. Surya sengaja tidak menyebut identitasnya dengan jelas demi keamanan.
Sosok SM dianggap Surya menarik diselami dan kali ini menjadi bahan penelusuran. Tim investigasi Surya berhasil mewawancarianya, Jumat (28/9). Dia bukan sekadar pedagang kebanyakan. Kedekatannya dengan MK adalah benang merah itu. Sejarah hubungan SM dengan para petinggi pasar juga menantang untuk diselami.
Sikapnya yang kerap berseberangan dengan Himpunan Pedagang Pasar (HPP) juga menarik ditelusuri. Surya berhasil menemui dan mewawancari SM kemarin setelah hampir sepekan memburu sosok ini.
Apa hubungan MK dengan SM? “Keduanya teman dekat, kami sering melihatnya bersama-sama,” ungkap AR, pedagang Pasar Turi, SM adalah kubu pedagang lain di Pasar Turi yang kerap kontra dengan HPP. Selain MK juga ada Al, Ys, dan Ms. Nama yang terakhir ini masih terikat kerabat karena istri SM adalah saudara Ms.
Siapa SM? Sejumlah informasi mengungkapkan awalnya adalah motor Himpunan Pedagang Pasar (HPP) reformasi yang pada 2001 silam berhasil menggusur pengurus lama Mursidi cs. Namun, pada 2003 SM yang menjabat pengurus umum HPP tiba-tiba didepak.
HPP menganggap SM terlibat pengadaan delapan kios ilegal di pelataran parkir. “Sejak saat itu SM sering berseberangan dengan kepentingan pedagang HPP,” pengakuan pedagang lain.
SM berumur 43 tahun dengan lima anak. Yang paling kecil masih duduk di TK, yang paling besar sudah di SMA. Sepak terjang SM Cs belakangan justru kerap berkonspirasi dengan UPTD Pasar Turi, pengelola pasar yang sering membuat kebijakan berseberangan dengan HPP.
Aksi SM Cs yang kontroversial adalah menyegel kantor HPP pada 2005 silam.
Saat itu HPP mengungkap kasus korupsi pengadaan eskalator Pasar Turi yang belakangan menyeret Ketua UPTD Pasar Turi, Djoko Untung, dan anggota dewan Kuntjung Harminto menjadi pesakitan. SM Cs kala itu membela UPTD dan menggugat eksistensi HPP. Kubu ini membubarkan HPP dan mendirikan tandingannya dengan nama PPPT alias Pesatuan Pedagang Pasar Turi.
Peristiwa itu tenggelam hingga muncul peristiwa terakhir yang diungkap RS. “Tiga bulan sebelum terbakar SM mengajak para pedagang agar membeli kios di pusat grosir anyar di Surabaya,” katanya. Ajakan itu kata Rosyid disertai ancaman jika sebentar lagi Pasar Turi bakal dibumihanguskan dan dibangun. Terdapat nama Mdholi, H Gofar dan H Abdul Sudjak yang juga mengakui menerima tawaran dan ancaman yang sama dari Salim seperti yang diterima Rosyid. Ketiganya sudah bersaksi di penyidik Polwiltabes Surabaya Rabu (26/9) lalu.
Siapa SM yang di mata banyak pedagang kontroversial. Penelusuran Surya terhadap sosok SM mula-mula ‘diburu’ di rumahnya kawasan antara kampung Semut dan Jl Jagalan. Alamat ini didapatkan surya dari seorang pedagang di Pasar Turi.
Namun beberapa kali menemui di rumahnya, SM tidak pernah ada di tempat. Tampaknya sosok ini begitu terpandang di kampungnya, bahkan dari jarak 700 meter dari kampungnya, banyak orang mengatahui rumah lelaki yang dijuluki SM Pasar Turi. Dia kini memiliki toko baru menggantikan toko lamanya di Pasar Turi dengan nama, Reza Jaya. Nama ini diambil dari nama anak ketiganya.
Selama perburan Surya, Lima kali Surya menghubungi SM melalui sambungan telepon selular, namun SM sangat irit komentar. Tetapi belakangan SM bersedia menemui Surya di sebuah tempat yang dirahasikan. Pertemuan inipun diatur dua hari sebelumnya.
SM menemui Surya siang kemarin, namun pertemuan itu juga bermula tidak mulus. Surya menerima tawaran bertemu di sebuah tempat keramaian, Surya kemudian mendatangi tempat ini.
Surya menelepon SM dan SM menyuruh ke lokasi yang ditunjuknya, karena dia mengaku sudah berada di tengah ruangan. Dia tidak menyebut ciri-ciri. Saat Surya sudah di lokasi yang dimaksud, SM kembali dihubungi. Namun baru dua menit kemudian SM muncul justru tidak dari tempat yang dimaksudnya semula.
Dia menyambut uluran tangan Surya dengan hangat. Tampaknya SM begitu tenang. Tidak ada basa-basi dia langsung memulai pada pokok pembicaran. Kebanyakan mengeluh banyak informasi yang dianggap menyudutkannya.
Pada laporan kali ini Surya hanya akan mengutip hasil wawancaranya mengenai satu tema, kaitannya dengan AA atau MK. Sementara meteri lainnya akan dilaporkan pada tulisan mendatang. Ketika ditanya apakah SM kenal dengan pria berinisial AA (Surya menyebut nama lengkap inisial ini pada SM. Red), dengan tangkas SM mengaku tidak kenal. Termasuk identifikasi ciri-ciri bercodet (bekas luka sayat di bawah mata di bawah mata), dan bertato di lengan. “Saya tidak pernah melihat ciri ciri itu dan nama itu di Pasar Turi,” tangkisnya.
Namun ketika ditanya tentang MK, SM justru mengatakan kenal baik. “Beliau (MK. Red) itu adalah sesepuh (sambil menyebut salah satu etnis. Red) yang ada di Pasar Turi. Dia merupakan keamanan internal Pasar Turi yang dibayar oleh UPTD. Tapi dia bukan PNS maupun pedagang,” ujar SM.
SM menyebutkan MK memiliki sisi baik di mata komunitas Pasar Turi. MK merupakan orang yang selalu membantu keamanan Pasar Turi karena tindak kriminal seperti pencopetan, penjambretan, dan sejenisnya. uca/rie
Senin (1/10)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (12)
SM Mengetahui Revitalisasi Beberapa Bulan Sebelum Pasar Dibakar
SM Cs tidak sekadar pedagang. Dia menjadi kekuatan lain yang disegani selain kelompok pedagang yang tergabung dengan Himpunan Pedagang Pasar (HPP). Begitu berpengaruhnya Salim Cs, bahwa dirinya sempat bertemu dengan petinggi pemkot untuk membicarakan rencana revitalisasi Pasar Turi, jauh sebelum pasar legendaris itu hangus terbakar.
SM tidak sekadar mengenal dengan baik sosok MK, lelaki yang saat ini raib pasca pernyataan Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman S Sumawiredja, 14 September 2007, bahwa Pasar Turi sengaja dibakar. Sejumlah pedagang kepada Surya mensiyalir, SM terlibat atau setidaknya mengetahui rencana pembakaran Pasar Turi, kemudian dibangun kembali dengan kemasan nama revitalisasi.
Menurut AR, seorang pedagang, SM pada Maret 2007 sempat gerilya ke pedagang jika Pasar Turi akan dibumihanguskan dan dibangun baru. Kalimat itu diutarakan sambil dia menawarkan harga sewa stan baru dari sebuah pusat grosir anyar di Surabaya.
Benarkah kaitan itu? Pertemuan Surya dengan SM Jumat (28/9) lalu menyimpan banyak cerita lain di luar kesaksiannya tentang MK. SM kala itu mengenakan baju lengan panjang bercorak abu-abu bergaris hitam dan celana panjang polos hitam. “Bagaimana ini. Saya kok dijelek-jelekkan. Itu fitnah, saya tidak pernah mengancam AR (dia menyebut nama lengkap),” protesnya.
Dijelaskannya, sekitar Maret 2007 dia tahu dari berita surat kabar jika Pasar Turi akan direvitalisasi lengkap dengan maketnya. Namun dia tidak menyebut di surat kabar mana berita itu dimuat. Tetapi pasca informasi itu, SM berinisiatif mendatangi petinggi pemkot.
Dia mengaku telah bertemu seorang diri dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) M Taswin sekitar April 2007. Disperindag adalah pengelola Pasar Turi. “Saat saya menemui Pak Taswin, beliau menunjukkan maket itu,” jelas SM.
Taswin menurut SM menceritakan, jika Pasar Turi bakal dirombak. Bangunan Pasar Turi lama dibongkar dan diganti baru, sementara bangunan Pasar Turi baru akan disesuaikan. Sementara lahan Pasar Turi milik PT KA yang berada di sisi utara bakal dijadikan tempat penampungan sementara. Kapan revitalisasi itu dilakukan? SM diberitahu jika pertengahan 2008 proyek raksasa itu dimulai.
Namun di luar itu, SM juga menjadi tenaga pemasaran di sebuah pusat grosir yang kala itu belum rampung pembangunannya. Selanjutnya dengan menggunakan dasar rencana itu, SM gerilya agar pedagang menyewa stan di pusat grosir yang dipasarkannya sambil membubihi sejumlah cerita 'seram' rencana Pasar Turi. Namun SM berkilah jika menggunakan kalimat bumihangus, “Pasar Turi akan direvitalisasi, yang artinya ada dua, bangunannya dibenahi atau dirombak total,” tangkis bapak lima anak itu. Karena kalimat ancaman 'bumi hangus' itulah SM dituding tidak sekadar tahu rencana Pasar Turi.
Kalau SM dianggap terlibat atau setidaknya mengatahui pembakaran, di mana dia berada saat dua peristiwa kebakaran melanda Pasar Turi? “Saat kebakaran pertama (26/7), saya sedang mengantar dan menunggui anak saya di TK (Taman Kanak-kanak). Kejadian kedua, saya sudah pulang dan berada di rumah,” ujarnya.
Dia menolak dikaitkan dengan kebakaran. Bahkan dia berkilah dagangannya yang berupa kerudung di Blok LC-40 ludes. Termasuk toko milik mertuanya yang baru dibeli di Blok LE senilai Rp 600 juta juga tidak tersisa. Toko itu baru ditempati selama tujuh bulan. Namun pascakebakaran, SM langsung bisa berdagang kerudung lagi di toko yang lebih wah di pusat grosir yang dipasarkannya itu.
Jatah Pengusaha Jakarta
Peristiwa kebakaran Pasar Turi pertama dan kedua, semakin memperkuat kecurigaan jika pasar grosir untuk kebutuhan Indonesia wilayah timur sengaja dibakar oleh pihak-pihak tertentu.
Seorang anggota DPRD Surabaya yang tidak mau disebutkan namanya menceritakan, kebakaran pertama sebetulnya sudah cukup kuat untuk meraba jika ada sesuatu yang tidak beres. Maklum, jauh sebelum ada kebakaran, Disperindag Kota Surabaya selaku dinas pengelola Pasar Turi telah mengutarakan niatnya untuk merevitalisasi Pasar Turi pada 2008. Kepala Disperindag M Taswin ketika kebakaran pertama kepada wartawan sempat membenarkan mengenai rencana itu meski pernyataannya kemudian dibantah pejabat pemkot lainnya.
Selain membicarakan revitalisasi secara fisik, pemkot di depan Komisi B DPRD Surabaya juga mengutarakan akan menyerahkan pengelolaan Pasar Turi kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya. Tetapi rencana itu gagal karena PD Pasar menolak mengelola Pasar Turi karena bebannya sudah cukup berat.
Pemkot kemudian berencana menyerahkan pengelolaan Pasar Turi kepada PT Surya Karsa utama (SKU). PT SKU adalah perusahaan milik pemkot yang saat ini lebih banyak bergerak di bidang perumahan serta BPR. Untuk rencana itu, pemkot menunjuk perusahaan independen untuk menghitung seluruh kekayaan Pasar Turi.
Namun, rencana yang disusun pemkot itu bubar setelah Pasar Turi dilumat dua kali peristiwa kebakaran yang jaraknya hanya sekitar 41 hari. Akhirnya, Pasar Turi harus direvitalisasi secara total dan waktunya lebih cepat dari rencana semula.
Dalam kebakaran pertama, siangnya Komisi B bersama Ketua DPRD Surabaya Musyafak Rouf sidak ke lokasi. Di posko bencana yang ada di kantor PMK Pasar Turi, Komisi B diajak rapat Wali Kota Bambang DH, Wawali Arif Afandi serta pejabat terkait, Jumat (27/7).
Dalam pertemuan itu, Bambang DH mengaku, dua minggu lalu ia telah bertemu dengan direktur PT Kereta Api (KA) untuk membicarakan lahan milik PT KA di Pasar Turi. Dari total lahan seluas 27.519 m2 yang dipakai Pasar Turi, sekitar 16.281 m2 adalah milik pemkot.
Karena sebelum ada peristiwa kebakaran pemkot telah memiliki beberapa rencana besar terkait Pasar Turi, anggota dewan tadi menjadi curiga. Terlebih, ketika Pasar Turi kebakaran tidak ada satu pun pejabat pemkot yang kelihatan susah.
“Karena penasaran, saya akhirnya menghubungi teman untuk mencari tahu rencana pembangunan Pasar Turi. Pasar Turi kebakar tapi kok nggak ada yang susah, ada apa ini?” ujar anggota DPRD Surabaya, Minggu (30/9).
Kepada temannya yang juga seorang pengusaha di bidang properti itu, ia pura-pura memberitahu kalau pembangunan Pasar Turi akan diserahkan ke kontraktor. Apa Anda tidak tertarik untuk terlibat? Mendengar pertanyaan seperti itu pengusaha yang sudah lama menjadi rekanan pemkot itu malah tertawa.
Namun, pengusaha tadi lalu bercerita jika pembangunan Pasar Turi sudah menjadi jatahnya pengusaha terkenal asal Jakarta. Ia sebenarnya tertarik masuk, tapi dilarang seseorang anggota parpol. Oleh orang parpol itu, ia diminta menekuni pekerjaan seperti yang dikerjakannya selama ini.
Diceritakan pula, sekitar tiga bulan sebelum peristiwa kebakaran, sudah ada pembicaraan mengenai revitalisasi Pasar Turi. Siapa pengusaha Jakarta itu? Ia enggan menyebut. uca/dos
Selasa (2/10)
SIAPA PEMBAKAR PASAR TURI (12)
Saksi Merekam Mobil PMK Membuang Air dari Tangki
Tim investigasi Surya menemukan sebuah rekaman video tentang kejanggalan dalam kebakaran Pasar Turi. Sebuah mobil PMK terlihat membuang air dari tangki keluar ketika api sedang berkobar hebat ada apa?.
Rekaman ini milik P, salah seorang pedagang Pasar Turi. Namun bukan P yang mengambil gambar langkah ini. Dia merapatkan rekaman yang diambil dengan kamera ponsel itu dari seorang kawannya yang juga pedagang Pasar Turi.
Kawan P ini mencuri aktifitas mencurigakan pada 26 Juli itu di ketika kebakaran sedang pada puncaknya.
Durasi rekaman itu 30 detik. Tampak sang perekam mengambil gambar dengan menyorot mobil PMK dari sebelah kanan. Terlihat mobil PMK tersebut berada di luar gedung. Suara gemuruh orang-orang mengungsikan barang dan gemuruh suara api mendominasi backsound dalam rekaman ini.
Semula kamera menge-shoot dari jarak jauh sehingga terlihat hampir penuh badan mobil. PMK. Namun tiga detik kemudian sorot kamera mengarah ke aktifitas aneh, kamera difokuskan di bagian belakang. Persis di roda belakang mobil.
Ada yang mencurigakan tampaknya, semakin dekat sorot kemera didekatkan suara gemuruh air yang semakin deras. Semula seperti air bocor dari sambungan selang PMK dengan tangki. Namun semakin lama shot kamera semakin mendekat dan menjawab teka-teki itu.
Bukan. Itu bukan air bocor. Jika bocor tampaknya terlalu banyak air yang tumpah karena yang ditumpaknya hampir sebesar air yang disemprotkan. Terlihat semakin deras air gerojok di bagian atas ban belakang itu sehingga suara mengalahkan hiruk-pikuk kepanikan Pasar Turi. Kamera juga merekam sekelebat petugas PMK, artinya petugas PMK mengetahui peristiwa ini “Ini sengaja ditumpahkan. Sengaja dibuang. ada saksinya. banyak,” ujar P meyakinkan Surya.
Jika benar air tangki PMK itu sengaja dibuang, peristiwa ini sungguh menyesakkan dada. P kemudian ingkat jika selama kejadian PMK dianggap tidak maksimal bekerja. Sepertinya air begitu cepoat habis meskipun banyak mobil yang disiapkan.
Banyak pedagang bersaksi begitu lamban PMK beraksi sehingga kebakaran yang pertama kali diketahui hanya terjadi di satu toko akhirnya memakan 3500 toko lebih. Padahal antara kantor PMK dan pagar Pasar Turi hanya dipisahkan ruas jalan selebar 10 meter.
Kejanggalan tentang upaya pemadaman PMK dicoba dikupas. Ini untuk memastikan apakah PMK bertidak sesuai prosedur namun memang api sulit dijinakkan.
Atau, PMK tidak bekerja sesuai prosedur karena petugasnya tidak kompeten, atau PMK bekerja tidak sesuai prosedur karena alasan kesengajaan. Padahal seluruh petugasnya kompeten.
Beberapa saksi yang dihimpun keterangannya oleh Suya mengatakan asap pertama keluar pukul 07.55 WIB. Suasana begitu panik, satu menit kemudian seorang pedagang bernama Rosyid yang pertama kali berinisiatif menelepon kantor PMK Pasar Turi.
Ashari, pedagang -yang berada 10 meter di tenggara Toko Restu yang menjadi sumber api- mengakui PMK Pasar Turi datang sekitar 10 menit setelah asap pertama kali terlihat. “Namun hanya satu mobil yang masuk ke dalam Pasar Turi di depan Toko Restu. Itupun bukan mobil pemadam yang yang memiliki tangki air. Tetapi mobil perlengkapan,” ujar Ashari.
Hingga 20 menit berselang, mobil perlengkapan itu masih sibuk mendetaksi lokasi kebakaran dan menyiapkan alat untuk membuka rolling door. Tidak ada aktifitas penyemprotan sama sekali. Ada tiga mobil PMK di luar gedung Pasar Turi.
Pedagang semakin panik, sampai Rosyid berinisiatif menelepon PMK Tambak Rejo dan beberapa PMK lainnya dari buku telepon di sebuah toko. Baru satu jam kemudian banyak mobil PMK bersiaga di sekeliling bangunan Pasar Turi. Tidak semua bisa masuk tetapi terlihat selang pemadam mulai menjulur dari lorong lorong masuk ke tengah bangunan. Selang itu dari mobil PMK yang diparkir di bagian selatan pasar.
Pukul 09.00 WIB, saat itu tercatat 12 mobil pemadam.
“Lho ternyata setelah semua selang siap, kok ternyata hanya satu selang yang menyemprot,” kata Ashari.
Semprotan air dari selang itu hanya bertahan 15 sampai 20 menit, karena kemudian semburan airnya mengecil dan habis, tidak ada penyemprot pengganti meskipun selangnya banyak yang menjulur mengarah ke titik api.
“Saya sempat marah kok hanya satu yang menyemprot. Apalagi tidak lama airnya habis,” ungkap Tan Linda, pemilik Toko Restu.
Kala itu pukul 09.00 WIB, hampir semua orang menyaksikan, aktifitas penyemprotan dilakukan hanya dari depan Toko Restu. Itupun hanya menyemprot di permukaan toko yaitu bagian rolling door dan plafon.
Namun pukul 11.00 WIB petugas PMK tampak cukup puas ketika asap dan api di Toko Restu sudah hilang. “Kami melihat semua petugas makan siang bersama di lokasi kebakaran. Hanya ada petugas PMK dari PT Bogasari yang masih bekerja,” ujar Arif Budiman, salah satu pedagang.
Petugas PMK lagi-lagi kesulitan memanaj air. Ada kalanya beberapa mobil sama-sama menyemprot, namun ada kalanya tidak ada satupun mobil menyemprot air.
Menurut M Taufik salah satu pedagang, sempat terlihat mobil tangga PMK butuh waktu hampir setengah jam untuk menaikkan petugas dan selang pemadam. “Alatnya macet, petugasnya eker-ekeran (berselisih. Red) saya ikut stres melihatnya. Namun akhirnya berhasil naik. Tetapi setelah sampai di atas, eh air yang keluar kecil. Tidak bisa menyemprot. Jadinya turun lagi,” kenangnya.
Pada 26 Juli malam, ketika api menjalar ke Pasar Turi Tahap IV (Gedung Ramayana) menurut kesaksian M Taufik, justru tidak terlihat setupun mobil PMK yang menyemprot bagian gedung ini.
Yang janggal antara Pasar Turi tahap IV dan lokasi kebakaran dipisahkan lorong selebar hampir 15 meter yang seluruhnya berkonstruksi beton. Tapi kok bisa merembet.
“Bagaiamana api bisa merembet ke tahap empat sementara media untuk merembetnya api tidak ada. Mustahil beton bisa menjalarkan api ,” kata H pedagang Pasar Turi tahap IV. Air yang dibuang dalam rekaman video itu belakangan menimbulkan spekulasi jika ada andil tidak langsung PMK terhadap pembakaran.
Nusri Faroc, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya yang diminta konfirmasi Surya mengenai kejanggalan ini berkilah, saat itu mereka sudah tidak melihat api (pukul 10.00 WIB). Tapi tetap melakukan pembasahan di sekitar toko Restu di Blok D. Ternyata jauh di belakang Blok D telah ada titik api yang tidak kami ketahui. “Suasananay gelap gelap akibat tidak adanya lampu yang dinyalakan,” katanya, pekan lalu di kantornya.
Selain itu, kilah Nusri, PMK juga terkecoh asap pekat. Lorong-lorong yang sempit dan gelap, ditambah paniknya pedagang mengusikan dagangan membuat petugas pemadam kesulitan masuk dan meyemprot dari arah belakang Toko Restu. uca/rie
Rabu (3/10)
SIAPA PEMBAKAR PASAR TURI (13)
2 Tandon Hidran Justru Meluap Ketika Api Berkobar
Polemik mobil PMK membuang air dalam tangki masih menjadi tanda tanya, kali ini terungkap fakta jika sejumlah tandon air untuk hidran di Pasar Turi tidak pernah dimanfaatkan. Bukan tidak bisa dimanfaatkan seperti pengakuan resmi PMK.
Saat kebakaran pertama 26 Juli 2007 PMK bertumpu pada air keruh bercampur sampah di sungai Asemrowo dan Sungai Kalimas untuk memadamkan api kebakaran Pasar Turi. Sumber air yang jaraknya lebih dari dua kilometer dari Pasar Turi, tumpuan air yang paling dekat memanfaatkan tandon di dalam Kantor PDAM Jl Pasar Turi. namun yang ini harus antri karena tandonnya cuma satu. Cara memperoleh air ini juga diulangi lagi oleh PMK saat memadamkan kebakaran Pasar Turi lama 9 September silam.
Padahal di dalam Pasar Turi ada dua tandon yang selama ini sengaja disiapkan untuk jaringan hidran. Namun dua kali kebakaran, kedua tandon ini justru tidak disentuh petugas PMK. Apa alasan? Terdapat kesaksian yang bertolak belakang antara otoritas di PMK Surabaya dengan kesaksian sejumlah orang. Akibatnya, ketika api menjalar liar selama tiga hari pada kebakaran pertama, air tampaknya begitu langkah menyemprot. Belum lagi temuan kesaksian melalui video tentang aktivitas mobil PMK yang justru membuang air.
Tentu pihak PMK punya pembelaan. Kepala Dinas PMK Pemkot Nusri Faroch yang pasti meyakinkan pihaknya tidak pernah ikut konsprasi jahat membakar Pasar Turi seperti yang diungkap Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S Sumawiredja.
Nusri kepada Surya berkilah jika jarinagn darurat di pasar turi siap pakai. Sumber air baik itu berupa sumur tandon maupun hidran di dalam Pasar Turi, kata Nusri tidak satupun yang bisa digunakan. “Dua sumur yang ada di sisi barat Pasar Turi diketahui kering dan hanya berisi sampah. Sedangkan sumur pompa yang ada di bawah Tahap VI, tidak bisa dimasuki mobil PMK yang akan menyalurkan selang pemadam,” elak Nusri.
Materi pembelaan seperti ini selalu disampaikannya di setiap pertemuan, rapat, hingga diskusi umum tentang kebakaran Pasar Turi. Dengan pengakuan ini diharapkan PMK tidak lagi dituding terlibat atau setidaknya lalai. Nusri kemudian menceritakan jerih payah pasukannya yang mencari sumber air yang lebih jauh dari Pasar Turi.
Namun benarkah tiga tandon di dalam pasar itu tidak layak. Tim investigasi Surya menelusuri kondisi dua tandon itu kembali pada Selasa (2/10). Tim juga mengajak petugas pasar untuk memastikan lokasi tandon dan kondisi terakhri untuk menjadi membanding saat kebakaran. Beberapa pedagang juga dihubungi untuk memastikan keberadaan jaringan darurat ini.
Satu tandon berada di parkir sepeda motor atau bagian selatan itu sebenarnya tidak pernah kering seperti yang dinyatakan Nusri. Saat 27 Juli, satu hari sejak api menyulut, saat itu pasar api sedang sedang hebat-hebatnya melahap pasar, Surya menyaksikan sendiri bahwa air di dalam tandon itu meluap. Peristiwa itu terjadi pukul 13.00 WIB.
Ada ratusan orang yang menyaksikan kejadian ini. Bahkan beberapa di antaranya sibuk mencari petugas PMK agar segera mengambil air tandon ini. namun disekitarnya hanya ada pedagang dan aparat kepolisain. Tidak ada petugas PMK yang menghampuri tandon itu hingga luapan ini berakhir.
Tampak siang itu, air meluap dengan deras hingga semata kaki dan membanjiri areal pelataran parkir. Saat itu tempat ini digunakan sebagai lokasi evakuasi barang dagangan oleh para pedagang. Bahkan banyak pedagang yang mengeluh karena luapan ini menghanyutkan tumpukan barang dari kardus semata kaki ini.
Ketika meluap, tandon itu kondisinya tertutup. Kapasitas tandon ini diperkirkan lebih banyak ketimbang tangki pemadam kebakaran. Namun di permukaan tanah hanya disisahkan pintu menghadap ke atas dengan lebar satu meter kali satu meter dengan penutup plat besi berkunci.
Ketika peristiwa kebakaran, tandon ini tidak pernah disentuh. Bahkan hingga air meluap dan air mati kembali, tandon ini tidak pernah terlihat dimanfaatkan petugas PMK. Pemandangan itu setidaknya yang dilihat Surya hingga pukul 16.00 WIB pada 27 Juli silam itu.
Satu tandon lain di pelataran parkir di sisi lainya. Jaraknya sekitar 100 meter dari tandonsebalumnya. Surya tidak pernah melihat tandon ini ketika kebakaran terjadi. Namun sekarang kondisi kedua tandon itu tetap tertutup. Jika saat ini air di dalam tandon itu kering itu hal yang karena di lahan parkir sekitar tandon itu sekarang terdapat aktifitas pekerjaan pembuatan tempat penampungansemantara pedagang
“Sepertinya dua tandon ini tidak pernah dibuka selama kebakaran, bahkan dilihat juga tidak pernah,” ujar seorang petugas penjaga pasar.
Dimana satu tandon lainnya? Tim Surya berhasil menemukan. Namun untuk bisa mengakses tandon, tim harus melewati lorong Pasar Turi tahap IV atau Gedung Ramayana. Kemudian memasuki lorong antara gedung utama Pasar Turi dengan Pasar Turi tahap IV.
Tandon itu berada persis di bawah jalur parkir spiral bagian timur gedung. Lokasinya sebenarnya mudah dijangkau sebelum kebakaran. Karena tempat ini tidak lebih dari tujuh meter dari lahan parkir atau pelataran bongkar muat bagian barat. Bhkan saat itu teredapat dua hingga tiga mobil PMK yang menyemprot dari tempat ini. Namun karena saat ini di seluruh gedung bekas kebakaran dipagar seng, Tim Surya harus memutar dan melawati 'jalan tikus' di lorong antartoko untuk bisa menemukan tempat ini.
Konstruksi tandon ini mirip seperti dua tandon di pelataran parkir sebelumnya. Namun tandon ini berada di dalam ruang ukuran 3 kali 3 meter. Tidak ada penutup tandon. Sehingga air yang meluap itu terlihat dari permukaan. Di dalam ruang ini juga menjulur sejumlah pipa dengan beragam ukuran ke segala arah.
Ada speedometer air di setiap ujung pipa ke arah tandon. Terdapat beberapa pompa air di dalam ruangan ini. Pipa pipa warna merah inilah yang menyambungkan air dalam tandon ke seluruh jaringan hidran Pasar Turi tahap IV.
Namun katika pagi nahas itu hidran-hidran tidak pernah digunakan. Bahkan air dalam tandon itu tidak pernah diambil. Pengakuan ini dibenarkan Djoko Sudjiono. “Saya berani membuktikan jika tandon itu tidak pernah disentuh PMK. Para pedagang curiga jika PMK sengaja tidak menggunakan air dalam tandon tandon Pasar Turi,” ungkapnya.
Jika melihat konstruksi tandon dan lokasi kebakaran, harusnya PMK sangat mudah mengakses tandon ini. lokasi kebakaran itu persis berada di luar ruangan tempat tandon dan instalasi pipa hidran.
Nusri Faroch mengakui jika petugas pemadam saat itu hanya bekerja menyemprot dari lantai satu. Sementara lantai dua dan lantai tiga sengaja dihindari karena berbahaya. Padahal api merembet cepat ke lantai lantai di atasnya. “Untuk pemadaman di lantai II dan III, petugas hanya bisa melakukan dari atas mobil pemadam (mobil tangga. Red). Sedangkan untuk naik ke lantai II dan III secara perorangan sambil membawa selang, cukup berbahaya dengan adanya api yang menjilat di sekitar tangga naik,” kilahnya.
Dia juga menyalahkan angin yang membuat kebakaran pertama pasar turi begitu cepat menjalar. Dia mengatakan saat itu angin berhambus dari arah selatan ke utara. sementara di bagian utara terdapat gedung enam tingakt Pasar Turi Tahap IV dan gedung Pasar turi lama (Tahap III). “Karena angin ini membuat api menjalar ke bangunan tersebut secara cepat,” tegasnya. uca/rie
Kamis (4/10)
SIAPA PEMBAKAR PASAR TURI (14)
AA dan R, Dua Pembakar yang Sengaja ''Disimpan''
Selain AA yang dicurigai sebagai pelaku pembakaran, ada R yang juga dicurigai. Keduanya sekarang berada di Surabaya, dan sengaja ''disimpan'' supaya bisa menjadi umpan untuk mengungkap jaringan pelaku pembakaran.
Pekan lalu tim investigasi Surya berhasil mengidentifikasi salah satu pembakar Pasar Turi berinisial AA. Dari sejumlah pengakuan saksi dan rekonstruksi lokasi, AA diyakini tidak bekerja sendirian. Ada orang yang membantunya.
Belakangan Tim Surya menemukan nama baru yang disinyalir membantu kerja AA, yaitu seorang lelaki berinisial R.
Semula AA digambarkan sebagai lelaki bercodet (memiliki luka di bawah mata) dan memiliki tato di lengan, kemudian ciri fisik lainnya AA berambut ikal kulit sawo matang dan bertubuh kurus dengan tinggi sekitar 165 hingga 170 cm. Informasi tersebut kemudian berkembang. Belakangan terungkap bahwa identifikasi tersebut sebenarnya 'milik' dua orang.
AA-lah yang memiliki ciri-ciri kurus, rambut ikal, kulit sawo matang, dan tinggi antara 165 hingga 170 cm. Sementara R yang bercodet dan memiliki tato. Tubuh R jauh lebih berisi ketimbang tubuh AA. Beberapa orang mengidentifiasi AA ganteng.
Perkembangan informasi ini diperoleh Surya melalui penelusuran yang dilakukan tidak hanya dari pedagang, tetapi dengan mendatangi simpul-simpul jaringan bawah tanah di luar aktifitas pedagang yang berada di perkampungan Surabaya.
Liku-liku penusuran ini menempuh waktu lebih dari dua pekan di banyak tempat. Sejumlah informan polisi didekati, beberapa tokoh kelompok etnis juga ditemui Tim Surya, termasuk jaringan bawah tanah di luar Pasar Turi yang mengetahui sepak terjang antarjaringan di Pasar Turi.
Tim Surya juga berhasil menemukan seorang wanita gelandangan yang sangat akrab dengan kehidupan Pasar Turi. Dia nyaris mengenali setiap orang yang berkeliaran di Pasar Turi. Ia menggelandang bersama ketiga anaknya yang masih balita.
Dia menyebutkan pria berciri codet dan bertato itu sebagai R. “Sedangkan AA itu tidak punya codet dan bertato. Saya tahu karena saya biasa bertemu keduanya di selasar bawah Ramayana (lorong antara Tahap I dan Tahap IV Pasar Turi. Red),” jelasnya.
Kesaksian ini dikonfrontir ulang oleh tim Surya ke pedagang dan seorang pegawai lapangan Pasar Turi. Beberapa pedagang mengakui R justru yang lebih akrab dengan beberapa pedagang.
Galandangan perempuan berinisal WT ini menyebutkan, sebelum kebakaran R dikenal sebagai seorang yang kerap ditemui lontang-lantung di areal pasar. Tiap berada di Pasar Turi R banyak berbicara dengan pegakang kaki lima (PKL) yang ada di sepanjang selasar itu dan dengan pegawai-pegawai UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas-Red). WT menggambarkan mereka sebagai orang-orang berseragam coklat.
“Setelah itu, biasanya dia dapat uang. Hampir sama dengan saya, hanya dia cukup berbicara dan tidak mengemis seperti saya dan anak-anak,” imbuhnya.
Mengenai AA, wanita ini hanya mengetahui sebagai orang yang juga biasa mangkal di daerah itu sambil menunggui seorang pedagang perempuan PKL yang menjual aksesoris. Ada hubungan apa keduanya, wanita gelandangan yang mengaku berasal dari Lamongan itu menjawab tidak tahu.
Seorang pedagang Pasar Turi lain berinisal S mengaku melihat AA mengomandoi pelaku pembakar lainnya jumlahnya sekitar 10-12 orang, “Di antara orang-orang yang menyebar ke blok arah barat, ada yang memiliki ciri bercodet, Tapi apakah didalamnya ada R, saya tidak kenal,” ujarnya.
Ketika ditanya tentang ciri orang lain selain A atau R, pedagang itu menyebut rata-rata pelaku berpostur tinggi dan kurus.
Tapi ketika diminta menggambarkan wajahnya, pedagang ini mengaku sudah lupa. “Selain lupa, saat itu banyak asap dan sedikit gelap. Hanya badan dan tangan yang memegang botol plastik berisi cairan warna kuing itu,” tandasnya.
Surya juga mengatungi alamat masing masing orang ini. pasca kebakaran dia berada di kampungnya di Luar Surabaya. Namun sudah sepekan ini keduanya berada di Surabaya setelah memperoleh jaminan keamanan dari toko etnis di Surabaya.
AA tinggal di sebuah gang sempit di di Kecamatan Asemrowo, sementara R tinggal sekitar tiga kilometer sebelah tenggara Asemrowo.
Mereka ''disusul'' dari tempat persembunyiannya, dan sengaja disimpan untuk bisa dikorek lebih jauh untuk mengungkap jaringan yang lebih dalam.
Gambaran Aksi
Dari bekal identifikasi baru ini, tim investigasi Surya kemudian bekerja lebih dalam menguak peran keduanya. Melalui sejumlah uji rekonstruksi Tim Surya mulai menemukan titik terang untuk meletakkan dua nama ini pada perannya dalam peristiwa kebakaran.
Tim Surya meyakini keduanya berada di lokasi kebakaran saat peristiwa kebakaran pertama, bahkan diyakini identifikasi perannya saat pembakaran adalah sebagai koordinator lapangan.
AA sebagai salah seorang koordinator lapangan sementara yang mengomando adalah R.
Aktifitas terkahir yang terekam adalah pertemuan sekitar 10 sampai 12 orang di selasar stan yang dijadikan warung makanan.
Tempat ini berada di antara Pasar Turi tahap IV dan Gedung utama Pasar Turi. Lokasinya sekitar 20 meter dari Toko Restu yang dua jam sebelumnya terbakar.
Alur kerja AA dan R serta beberapa rekannya itu kemarin Rabu (3/10) sekitar pukul 09.00 WIB ditelusuri dalam sebuah olah TKP oleh gabungan anggota penyidik kepolisian yang berasal dari Mabes Polri, Polda Jatim, Polwiltabes Surabaya dan Polresta Surabaya Utara.
Rekonstruksi ini dirahasiakan. Tetapi, umumnya rekonstruksi dilakukan setelah adanya tersangka, pengakuan, dan barang bukti. Namun dalam rekonstruksi itu, polisi hanya berbekal keterangan saksi dan barang bukti. Diduga orang-orang yang dicurigai tersebut ikut dikeler untuk menguatkan keterangan saksi.
Seorang petugas keamanan di Pasar Turi, bahwa polisi sudah melakukan rekonstruksi. Tapi karena belum berhasil menemukan tersangka--baik pelaku di lapangan maupun otak dari pembakaran--mereka hanya bisa melakukan rekonstruksi dengan berdasarkan hasil keterangan para saksi yang telah diperiksa dan telah di-BAP (Berita Acara Pemeriksaan-Red) di kantor polisi. “Saksinya sendiri tidak ada satupun yang diajak ke TKP (Tempat Kejadian Perkara-red),” imbuh sumber itu. uca/rie
Jumat (5/10)
SIAPA PEMBAKAR PASAR TURI (15)
MK Sang ‘Penguasa” Pasar Mengaku Kenal AA
Masih ingat sosok MK. “penguasa” jaringan bawah tanah Pasar Turi yang sempat dikabarkan raib berhasil ditemui tim investigasi Surya, Selasa (2/10) lalu. Kamis (4/10) lelaki berusia 68 tahun ini kembali ditemui Surya di tempat yang sama di Pasar Turi. Informasi dari dia begitu berguna untuk merajut rangkaian yang putus antara pelaku pembakar dengan aktor di balik layar sebagai pemberi perintah pembakaran.
Surya baru menemukan dua nama yang ditengari kuat menjadi pelaku pembakaran. Yaitu AA dan R. Keduanya bersama 10 hingga 12 orang diidentifikasi oleh banyak saksi berada di lokasi kebakaran dan melakukan kegiatan yang ditengari membakar.
Apa MK kenal keduanya? “Kalau AA (dia menyebut nama lengkapnya) saya kenal, dia sering di Pasar Turi. Soalnya istrinya menjual aksesori seperti kalung dan gelang,” kata MK dengan suara berat. Identifikasi ini sama dengan penelusuran Surya yang dilaporkan sehari sebelumnya jika AA lelaki kurus, warna kulit sawo matang, dengan tinggi badan 165-170 cm, dan tidak bercodet (luka di bawah mata). Sementara yang bercodet itu diidentifkasikan sebagai R. Namun MK mengatakan tidak pernah mengenal lelaki bercodet di Pasar Turi.
MK begitu berpengaruh di Pasar Turi sehingga informasinya dianggap menjadi hal yang berharga. Namun dua kali pertemuan dengan Surya, MK lebih banyak mengatakan tidak tahu atau sekadar menggelengkan kepala jika dimintai kesaksian tentang hal yang berkaitan dengan peristiwa kebakaran.
Bagaimana pengaruh MK di Pasar Turi? Surya mengawali dari catatan pertama kali dia masuk ke Pasar Turi, sekitar 2004.MK tidak hadir sendiri di pasar terbesar di Surabaya ini, dia justru diundang seorang petinggi Himpunan Pedagang Pasar (HPP) dan seorang pedagang bernama H Yasin untuk dikenalkan ke Kepala UPTD Pasar Turi, saat itu, Djoko Untung untuk ‘bekerja’ di Pasar Turi.
Undangan ini muncul karena keamanan Pasar Turi kala itu tidak kondusif, kisruh rebutan jatah parkir dan persoalan pembangunan kios ilegal menjadi masalah yang kerap berujung pertikaian fisik. Peristiwa yang membuat bulu kudu begidig.
“Karena yang bikin onar masih menantu saya, jadi saya diminta menyelesaikan,” katanya. Paska persoalan ini, MK kerap diminta pengelola Pasar Turi menegahi sejumlah masalah kekarasan, dan aksi kriminal yang bersinggungan dengan kelompok etnis. Agar legitimasi MK diakui, maka pengelola pasar meminta MK membuat lamaran sebagai pegawai. Maka saat itu MK mengirimkan pas foto, fotokopi KTP, dan mengisi identitas pribadi sebagai syarat.
Statusnya kemudian menjadi tenaga resmi. MK diberi gaji bulanan, juga seragam cokelat-cokelat. Pakaian resmi UPTD Pasar Turi ini juga dikenakan pegawaia UPTD lainnya. yang membedakan dari pegawai lain adalah usia MK yang jauh lebih tua karena dia lahir 1939.
Kemarin siang MK duduk di pintu masuk utama parkir Pasar Turi bersama belasan pegawai lapangan UPTD lainnya. Pembawaanya begitu tenang, namun sorot matanya sangat tajam. Dia selalu berjaket dan mengenakan peci baju dan jelana coklat dikenakannya.
Namun pembawaanya yang tenang ini mendadak hangat saat menyambut uluran tangan Surya. Dia sempat memilih berdiri dan menyilahkan Surya duduk di bangku yang sebelumnya ditempatinya. Namun demikian, MK tampak hati-hati berbicara. Dia sangat lancar jika mengisahkan cerita hidupnya, namun irit membagi informasi soal ‘bawah tanah’ di Pasar Turi.
“Saya bukan jagoan, saya ini hanya orang bawahan, kenalannya sama orang-orang yang di bawah saja,” katanya merendah sambil tersenyum. Dia mengidentifikasi diri sebagai seorang pengemis. Orang yang selalu meminta maaf ke dua kubu yang bertikai agar perselisihan tidak membesar.
Mendengar ceritanya, MK tentu tahu siapapun orang asing di Pasar Turi. Bahkan orang yang akan berniat jahat sekalipun. Karena begitulah peran yang diminta UPTD kepadanya agar Pasar Turi kondusif. Asumsi ini juga juga dibenarkan MK. “Saya bertanggjawab disini (Pasar Turi. Red) jadi siapapun yang masuk Pasar Turi tidak boleh berbuat onar,” tambahnya.
Lantas siapa yang berniat onar membakar Pasar Turi? “Saya tidak tahu,” katanya singkat. Dia juga tidak yakin AA yang dimaksudkan adalah orang yang diidentifikasikan sebagai pembakar pasar. Namun ini hanya sekadar keyakinan, karena ketika kebarana pertama dan kedua MK mengaku tidak berada di lokasi.
Dia menerangkan ketika kebakaran pertama, MK sengaja tidak ke Pasar Turi untuk keliling ke sejumlah kerabat dan rekannya guna mencari hutangan. Karena biasanya setiap akhir pekan banyak acara adat yang menguras uang. Pada 26 Juli pukul 08.00 WIB ketika kebakaran pertama, MK mengaku berada di Kampung Kalimas. Dia mendapat kabar dari ponselnya jika Pasar Turi kebakaran. Namun sebagai ‘penguasa’ Pasar Turi, MK tidak lantas datang ke lokasi kebakaran. Dia masih sempat berkeliling di tempat lain dengan menumpang becak. Baru pukul 15.00 WIB, MK muncul di pasar ini. Itupun setelah MK pulang terlebih dahulu di kampungnya kawasan Jl Jepara sebelum ke Pasar Turi.
Ketika kebakaran kedua 9 September pukul 17.00 WIB, MK sudah pulang menumpang becak pada pukul 16.30.Wib. baru saja dia menginjakkan kaki di rumah ada kabar jik Pasar Turi terbakar lagi, MK langsung kembali ke Pasar Turi.
Kenapa Tak Ditangkap?
Sementara itu dari informasi yang berhasil ditemukan Surya, polisi sebenarnya sudah mengantongi nama-nama para pelaku lapangan itu termasuk AA dan R.
Namun mereka masih belum bisa menangkap, karena tidak adanya bukti baik material maupun pengakuan. “Kalaupun ada pengakuan, tanpa bukti material, kami tetap tidak bisa menangkap. Sedangkan ada bukti material tanpa bukti pengakuan kami juga tidak bisa melakukan hal itu (penangkapan-Red),” kilah seorang polisi.
Kesulitan juga muncul karena ada kabar yang simpang siur mengenai tkanan terhadap polisi dari orang yang berpengaruh. Rumor menyebutkan bahwa ada tekanan kepada polisi supaya jangan hanya pemain kecil yang ditangkap, namun aktor intelektualnya juga harus ditangkap.
Informasi lain justru bebeda ada tekanan dari orang yang berpengaruh suapa polisi tidak menyentuh actor intelaktualnya dan memutus mata rantai pada pelaku pembakar saja. Mana diantara rumor itu yang benar masih harus dibuktikan. Tetapi kelambatan polisi dalam bertindak menjadi kasus ini jalan di tempat, dan rumor tidak sedap itu makin kuat berhembus. uca/rie
Sabtu (6/10)
SIAPA PEMBAKAR PASAR TURI (17)
Motif Bisnis dan Asuransi di Balik Pembakaran
Investigasi Surya setidaknya berhasil mengidentifikasi sejumlah pelaku pembakaran. Mulai hari ini investigasi akan diarahkan untuk mengungkap ‘jaringan atas’ yang memeritahkan pembakaran karena motif bisnis dan (mungkin) politik.
Secara teoritis ada 11 hal yang memotivasi pelaku pembakaran. Hal itu terungkap dalam buku berjudul Criminal Investigation, Third Edition, karangan Charles R Swanson Jr, Neil C Chamelin, Lonard Territo, penerbit Random House New York, 1984, mulai halaman 574.
Kesahian teori ini teruji karena selama ini juga menjadi rujukan laboratorium forensik kepolisian seluruh dunia untuk mengidentifikasi kejahatan paling sulit diungkap, yaitu pembakaran.
Sebelas motif pembakaran itu antara lain karena: (1) kemarahan, dendam, cemburu; (2), vadalisme dan tindakan penyimpangan; (3) untuk menutupi tindakan kriminal; (4) intimidasi, pemerasan, sabotese; (5) kelainan jiwa; (6) politik dan terorisme; (7) ingin menjadi pahlawan; (8) wanita yang membakar karena kelainan jiwa; (9) anak-anak yang membakar karena kenakalannya, (10) kenakalan remaja; (11) berharap keuntungan keuntungan materi atau klaim asuransi
“Definisi pertama menjelaskan alasan pembakaran karena cinta yang ditolak, permusuhan dua golongan, motivasi golongan atau rasial, biasanya membakaran rumah atau tempat ibadah,” tulis Charles R Swanson Jr Cs dalam bukunya Criminal Investigation. Tipe pembakaran jenis ini yang terjadi di daerah konflik seperti Sampit dan Ambon. Sementara definisi kedua menjelaskan pembakar dilakukan oleh perorangan atau kelompok karena sekadar ingin merusak. Alasannya dilakukan karena persoalan kecemburuan sosial yang memuncak. Biasanya merusak gedung atau kendaraan dalam jumlah masif. Pembakaran ini terjadi pada peristiwa 1998.
Alasan nomor tiga diterangkannya jika pembakaran dilakukan untuk menghapuskan tindakan pencurian, perampokan, pembunuhan. Sehingga diharapkan dengan pembakaran, petunjuk tempat kejadian perkara (TKP) menjadi rusak dan akan sulit diidentifikasi siapa pelaku. Motivasi ini tidak ditemukan di Pasar Turi karena tidak ada pencurian dan pembunuhan sebelum pembakaran.
Devinisi nomor empat, pembakar menggunakan orang-orang pengangguran para pekerja yang bisa mengitimidasi untuk menjadi menarik perhatian dengan mengunakan cara intimidasi sebelum dan sesudah pembakaran. Pembakar berani memperlihatkan diri di depan saksi mata, bukti, dan tanda. Tampaknya alasan ini mustahil dijadikan dasar pembakaran di Pasar Turi karena tidak ada yang berani menujukkan diri pascakebakaran.
Devinisi nomor lima dijelaskan pembakaran dilakukan oleh orang yang kelainan jiwa. Dilakukan karena ingin menarik perhatian atau sensasi. Pembakaran ini tanpa motivasi sehingga pascakebakaran sang pelaku mudah ditangkap. Tentu saja sulit mencari motivasi semacam ini dalah peristiwa di Pasar Turi.
Devinisi nomor enam pembakaran karena alasan politik Ciri utama pembakaran biasanya untuk mendramatisir isu yang sudah berkembang sebalumnya antra dua kelompok yang berseteru, ini tujuannya menguatkan posisi tawar terhadap kekuasaan mayoritas, alasan lain menggunakan taktik bumi hangus bagi kelompok yang kalah. Kebakaran ini dilakukan di abnyak tempat dengan serempak atau dalam rentang waktu yang teratur. Devinisi jenis pembakaran ini yang dilakukan GAM saat membakar ribuan sekolah pada 2000 silam, atau dugaan politik bumi hangus saat kelompok pro integrasi kalah dalam jajak pendapat di Timor Timur.
Sementara untuk pembakaran nomor tujuh. Pembakaran jenis ini tidak tulus karena sang pembakar yang memadamkan sendiri dengan motivasi menjadi pahlawan. Sang pembakar biasanya membakar tempat yang tidak ada nilainya. Atau tempat yang bernilai seperti bank namun dibakar di sisi yang tidak penting.
Sementara tiga nomor yaitu nomor delapan, sembilan, dan 10 sama-sama oleh orang yang spesifik karena alasan kejiwaan. Biasanya dilakukan sendiri. Perempuan pembakar karena depresi dan putus asa sendirian, tidak bahagia.
Pembakar yang dilakukan anak dan remaja karena ingin mengejar sensasi, tidak mendapat kasih sayang orang tua menarik perhatian, dan lain-lain. Kasus-kasus semacam ini lebih mudah terungkap karena tidak ada konspirasi dalam pembakaran dan pembakarnya adalah orang yang dikenal di keluarga. Biasa membakar rumah, sekolah, atau tempat kerja bagi perempuan.
Devinisi Terakhir
Sementara devinisi nomor 11. Bila bangunan tersebuit diasuransikan maka pembakaran adalah salah satu cara efektif untuk mencairkan dana klaim asuransi tersebut. Dan ini biasa dilakukan oleh bisnisman yang sedang mengalami kesulitan keuangan alias rugi sehingga untuk menutup kerugian gedung dibakar sehingga klaim asuransi bisa menutupi kerugian
Kebakaran ini biasanya terjadi di gedung yang digunakan untuk kegiatan ekonomi yaitu pasar, pabrik, dan gedung birokrat yang menyimpan banyak data.
Tujuan lain di luar alasan mendapatkan asuransi adalah tujuan ingin mendapatkan keutungan maksimal dari kebakaran. Pelaku pembakaran ini justru dilakukan oleh pemilik atau pengelola bisnis itu, juga bisa dilakukan oleh kompetitor yang memiliki usaha yang sama-sama merebut konsumen yang sama.Sehingga diharapkan jika bangunan bangunan kompetitor yang terbakar dan aktivitasnya mati maka konsumen dan isi bangunan berpindah ke tempat kompetitor tersebut.
Gedung yang dibakar pada jenis ini adalah sumber uang. Karena dengan dibakarnya gedung adalah proyek baru yang menggiurkan karena membutuhkan uang tunai untuk membangun baru dan memulai bisnis baru.
Hanya motivasi terakhir yang mirip dengan persoalan dua kali kebakaran Pasar Turi. Seluruh bangunan Pasar Turi diasuransikan pemkot sebesar Rp 29 miliar. Sementara ada komptitor di sekitar Pasar Turi, terdapat pula rencana pembangunan Pasar Turi sejak sebelum pasar ini dibakar yang menggiurkan banyak pengusaha.
Jika analisa teoritis tersebut benar, siapa yang berperan dalam konspirasi busuk ini? bagimana ‘suasana’ Pasar Turi sebelum peristiwa kebakaran? siapa saja yang paling diuntungkan dalam kebakaran ini? ikuti laporan investigasi Surya yang mengungkap ‘jaringan atas’ yang bermain dalam konspirasi besar ini. uca/rie
Senin (8/10)
SIAPA PEMBAKAR PASAR TURI (18)
Bermula dari Rencana Reviltalisasi Sejak 2005
Gagasan membangun kembali Pasar Turi sejatinya sudah dimulai sejak 2005. Ini setelah pemkot sukses menyulap Pasar Wonokromo pada 2003 dan Pasar Tambahrejo pada 2004. Dua pasar terakhir ini sekarang menjadi pasar plus mal dengan biaya sewa kios selangit.
Ironisnya kedua pasar yang berubah wah ini sukses dipermak total setelah didahului kebakaran. Persoalan yang sama dengan Pasar Turi.
Untuk memulai merevitalisasi Pasar Turi, diawali dengan terbitnya SK Wali Kota Surabaya itu bernomor 188.45/103/436.1.2/2005 tertanggal 13 Mei 2005 tentang Tim Pengkajian dan Evaluasi UPTD Pasar Turi Pada Dinas Pendapatan daerah (Dispenda) Kota Surabaya.
Hasilnya, pengelolaan pasar legendaris ini berpindah dari Dispenda ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) seperi saat ini. Langkah selanjutnya mengkaji kekayaan dan potensi Pasar Turi. Tujuannya satu, untuk membuat posisi tawar pemkot ke swasta yang ingin membangun Pasar Turi.
Asisten II Sekkota Muhlas Uddin mengaku kepada Surya saat wawancara Kamis (9/8) jika dirinyalah yang ditujuk sebagai ketua tim pengkajian kekayaan dan potensi Pasar Turi itu. Rencana itu telah disusun time schedule. Pemkot berancana membangun Pasar Turi pada 2008. “Harusnya bulan bulan ini (Juli hingga Oktober), hasilnya dipresentasikan ke wali Kota. Namun keburu kebakaran ya tidak jadi,” kata Muhlas.
Ini masih ketarangan Muhlas, Tim aprasial atau penaksir bertugas mengaudit dan mengkaji sejumlah aspek. Antara lain, aspek ekonomi, meliputi kekayaan UPTD Pasar Turi di antaranya aset bangunan dan lahan, omzet atau perputaran uang, retribusi, dan lain sebagainya. Aspek hukum atau audit legal meliputi sistem kerja sama dengan pihak ketiga yaitu investor, status sebagian tanah PT KA yang menjadi lahan Pasar Turi, hingga hubungan hukum pemkot dan pedagang.
Menurut catatan Surya, mengenai persoalan sengketa tenah antara pemkot dengan PT KA sudah berlangsung hampir 10 tahun. Dari total lahan seluas 27.519 m2 yang dipakai Pasar Turi, sekitar 16.281 m2 adalah milik pemkot. Sementara sisanya diklaim milik PT KA.
Sengketa perdata ini kemudian naik ke ranah hukum. Namun mulai putusan Pengadilan Negeri Surabaya, putusan Pengadilan Tinggi Jatim hingga putusan berkekuatan hukum tetap Mahkamah Agung, pemkot dinyatakan kalah alias tidak punya hak atas sebagian lahan di Pasar Turi. Melalui sejumlah negosiasi, PT KA setuju melanjutkan perjanjian pemakaian lahannya jika di atas tanahnya akan dibangun bangunan baru.
Ketarangan lain dari informasi yang dihimpun Surya, sebelum 2005 Pasar Turi sejatinya telah dilirik investor. Sementara tim yang dibentuk itu sebenarnya sekadar untuk formalitas. “Swasta sempat menawarkan pembangunan dengan sistem BOT (build, operate, and transfer. Red) selama 25-30 tahun,” tegas sumber Surya di kalangan pejabat pemkot.
Investor bakal membangun Pasar Turi dengan tema one stop shopping. Pasar Turi yang sekarang berlantai tiga akan bertambah menjadi hingga enam lantai. Sisi pasar yang menghadap bangunan sebuah pusat grosir sekarang akan dibangun hotel dan perkantoran.
Investor swasta berharap keuntungan menyewakan kios-kios baru dan pengelolaan perkantoran dan hotel.
Pengelolaan Pasar Turi bakal dibangi dua, untuk pedagang lama dikelola pemkot, sementara kios-kios baru yang diisi pedagang baru di lantai bagian atas dikelola swasta.
Setelah umur kerja sama BOT habis, seluruh gedung diserahkan ke pemkot.
Model ini sudah berjalan di Pasar Wonokromo, Pasar Tambahrejo atau Pasar Tanah Abang Jakarta Blok A. Seluruh pasar ini disulap setelah terlebih dahulu diawali dengan peristiwa kebakaran.
Rencana reviltasisasi ini nyaris matang bahkan hingga pertengahan 2007. Sejumlah kelompok pedagang sudah didekati, pelbagai pertemuan digelar. Ikuti catatan gerilya investor itu pada laporan investigasi Surya besok. uca
Selasa (9/10)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (19)
Kontroversi Peran HPP dalam Melobi Investor
Apa peran HPP (Himpunan Pedagang Pasar) dalam negosiasi dengan calon investor Pasar Turi? Ketua HPP mengaku hanya sebatas mitra runding. Tapi, kubu lain mencurigai peran HPP sangat penting, misalnya, ‘menyeleksi’ calon investor.
Sejak muncul rencana revitalisasi Pasar Turi pada 2005, calon investor langsung melakukan pendekatan kepada pedagang Pasar Turi. Sejumlah calon investor mulai berani memperlihatkan diri di depan umum. Mereka bergerilya merayu pedagang. Salah satunya adalah investor properti asal Jakarta yang masih menyimpan nama perusahaannya.
Namun, bos yang kerap bertemu pedagang itu diidentifikasi bernama Chondro. Sejumlah pedagang tidak mengenal nama lengkapnya. Hanya saja, beberapa kali pedagang diajak bertemu dengan difasilitasi UPTD Pasar Turi dan Pemkot sejak 2005.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Djoko Sudjiono mengatakan, pertemuan pertama dilakukan di Rumah Makan Nur Pasific Jl Adiytawarman pada awal 2006. Saat itu yang hadir adalah para pentolan HPP, dan sejumlah pedagang lain yang berpengaruh di Pasar Turi, namun tidak masuk dalam HPP.
Di antara mereka terlihat MR. Kata Djoko, pertemuan itu dimanfaatkan calon investor merayu pedagang agar menyetujui rencana pembangunan Pasar Turi menjadi lebih mewah. Sejumlah iming-iming kemudahan bagi pedagang lama ditawarkan.
Djoko mengaku sempat terhanyut mendengar gagasan itu. HPP kemudian membentuk tim khusus yang berjumlah 15 pedagang dengan nama Tim 15. “Tim pimpinan H Warsito itu dikuatkan dengan SK HPP. Tugasnya menjadi tim lobi pedagang dengan investor,” kata Djoko.
Tim ini memiliki kewenangan mewakili pedagang untuk ikut merundingkan hak-hak pedagang jika Pasar Turi kelak dibangun baru. Kerja Tim 15 ini bertanggung jawab ke HPP. Namun, belakangan Tim 15 tidak bisa bekerja. Penyebabnya, kata Djoko, Chondro, justru ‘selingkuh’ dengan kubu pedagang lain yang dimotori MR yang juga diundang pada pertemuan di Nur Pasific.
Setelah Chondro mengadakan pertemuan dengan MR, Tim 15 tidak lagi mengikuti perkembangan rencana pembangunan Pasar Turi. Tetapi, Djoko mendengar bahwa pertemuan dengan Chondro terus berlangsung. “Saya dengar pertemuan dengan Chondro dihadiri sejumlah pejabat pemkot, UPTD Pasar Turi, dan MR yang mengatasnamakan perwakilan pedagang,” ungkap Djoko.
Namun, belakangan calon investor kembali membujuk HPP. Bahkan setengah tahun yang lalu, pejabat pengelola Pasar Turi sempat mengajak Ketua HPP ke Jakarta untuk mengikuti rapat lanjutan dengan Chondro. “Namun, kami tidak mau karena sudah dikecewakan akibat ditelikung dalam pembahasan sebelumnya,” tegasnya.
Sekitar Mei 2007, Djoko mendegar perkembangan anyar bahwa konsep Pasar Turi baru telah matang. Pasar legendaris ini bakal dibangun dengan model one stop shopping. Seluruh kebutuhan belanja tersedia dalam satu tempat. Kabarnya pasar grosir ini bakal digabungkan dengan hotel,dan perkantoran. Mendengar kabar ini, Djoko dkk mencoba mencari informasi mengenai kebenarannya. Ia pun menemui pejabat Disperindag dan menanyakan kebenaran informasi itu.
“Empat bulan sebelum kebakaran kami bertemu pejabat Disperindag di Hotel Elmi dan menanyakan kelanjutan rencana pembangunan itu,” ungkap Djoko. Tapi, pejabat itu tidak mau berterus terang menjawab dan berkelit bahwa konsep baru itu masih berupa gagasan.
Sementara itu, SM, kubu pedagang di luar HPP memberikan pengakuan berbeda dengan keterangan Djoko. Dalam versi Djoko, Tim 15 terkesan pasif dan hanya dijadikan partner berunding oleh Pemkot dengan calon investor. Tetapi, SM melihat bahwa sebenarnya Tim 15 sangat aktif mendekati beberapa calon investor dan menyeleksi mereka.
‘’Jadi, tidak benar kalau dikatakan Tim 15 tidak tahu soal gagasan revitalisasi Pasar Turi,’’ sergah SM. Dia bahkan menuding bahwa justru Tim 15 yang sangat agresif mendorong agar pasar segera direvitalisasi. Begitu getolnya sampai pada 2006 silam tim ini sempat menyebarkan polling untuk menjajagi persetujuan pedagang untuk revitalisasi.
Namun, entah mengapa, setelah polling selesai tidak ada kabar lagi dari HPP. Komunikasi mengenai revitalisasi seperti terputus. Akibatnya, para pedagang menganggap rencana itu sudah hilang terbawa angin. SM mencurigai ada deal yang tidak tercapai antara calon investor dengan Tim 15. ‘’Mereka tahu banyak, tapi sengaja menutup-nutupi. Entah apa maunya,’’ kata SM kepada Surya, Senin (8/10) kemarin.
Misteri Rp 35 Juta
Kebakaran 26 Juli lalu yang tidak melahap Pasar Turi tahap III (Pasar turi lama) mengudang kecurigaan bahwa petugas pemadam kebakaran ‘main mata’. Sejumlah pedagang bersaksi, para pedagang Tahap III patungan dan terkumpul Rp 35 juta untuk memberi ‘tips’ ke petugas pemadam kebakaran sehingga bagian gedung ini aman dari api.
“Informasinya uang itu untuk biaya pengamanan agar api tidak merembet ke bangunan tahap III. Tapi uangnya saya tidak tahu diberikan kepada siapa, yang pasti tujuannya seperti itu,” kata W pedagang di Tahap III yang menjadi sumber Surya.
Dia mengaku diminta ‘iuran’ Rp 1 juta oleh pedagang lain yang menjadi koordinator pedagang di Tahap III. Dari informasi yang diterima W dari beberapa pedagang Tahap III, uang tersebut diberikan kepada petugas PMK. Selanjutnya petugas PMK itu segera melokalisasi api agar tidak sampai merebet ke bangunan tahap III.
Ketika diminta menjelaskan lebih lanjut, W melemparkan ke pedagang lainnya yang menjadi pemilik stan toko sepatu dan sandal berinisial L. Si pemilik ketika dikonfirmasi Surya, mengakui adanya iuran tersebut dan telah digunakan sebagai biaya ‘pengamanan’. Namun, si pedagang sepatu dan sandal ini mengelak ketika disebutkan yang menerima biaya itu adalah petugas PMK.
Dia hanya mengatakan, biaya pengamanan itu diberikan kepada anggota TNI dari unsur Polisi Militer (PM) yang diminta menjaga bangunan stan bersama beberapa pedagang Tahap III. “Itu pun berlangsung selama tiga hari bersamaan dengan waktu terjadinya kebakaran yang menimpa tahap I, II, dan IV,” ujarnya. rie/uca
Rabu (10/10)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (20)
Pola Revitalisasi Tanah Abang Diterapkan di Pasar Turi?
Apa hubungan Pasar Turi dengan Pasar Tanah Abang, Jakarta? Tidak ada. Tetapi, pola pembangunan kembali (revitalisasi) Pasar Tanah Abang pernah ditawarkan kepada pedagang Pasar Turi.
Kebakaran besar pernah melanda Pasar Tanah Abang beberapa waktu yang lalu. Pasar ludes dan kemudian dibangun bangunan baru. Ketika itu muncul kecurigaan bahwa Pasar Tanah Abang sengaja dibakar. Yang dikait-kaitkan dengan pembaaran itu adalah seorang pengusaha ternama Jakarta. Masalah ini sempat memunculkan kasus hukum yang melibatkan Majalah TEMPO.
Apa hubungan antara Pasar Tanah Abang dengan Pasar Turi? Tidak ada hubungan langsung. Tetapi, Penelusuran Surya sedikit menguak rencana menerapkan model Pasar TanahAbang untuk Pasar Turi. Adalah Chondro yang sudah mengundang pedagang Pasar Turi ke Jakarta dan memamerkan ‘’karyanya’’ di Pasar Tanah Abang itu.
Penelusuran tim investigasi Surya kali ini berfokus pada Chondro, yang pada edisi sebelumnya disinggung sepintas. Kali ini Surya menemukan sosok ini lebih utuh dan hubungannya dengan pemodal besar Jakarta.
“Chondro sebenarnya adalah bekas pedagang Pasar Turi. Namun, sekarang sukses bergerak di bidang properti di Jakarta,” kata Heru Sugiharto, pemilik toko grosir tas ‘Semoga Jadi Jaya’ di Pasar Turi, Selasa (9/10).
Perkenalan Chondro dengan Himpunan Pedagang (HPP) Pasar Turi pada 2005 lalu atas perantara kerabat Chondo bernama Hendra yang berdagang di Pasar Turi tahap empat lantai II. Namun sejak saat itu, Hendra tidak ikut campur lagi, dan Chondro langsung bekerja melobi pedagang untuk rencana pembangunan.
Heru yang juga anggota Tim 15 (tim bentukan HPP untuk bernego dan mendatangkan investor, Red) mengatakan, presentasi Chondro sempat menjadi perdebatan karena dianggap memberatkan. Chondro menawarkan kalkulasi baru jual beli stan pasca-Pasar Turi dirombak.
Kelak stan di Pasar Turi baru akan dibuat serupa pusat grosir lain yang dikelola swasta. Namun, setiap stan ditawarkan dengan harga Rp 45 hingga Rp 50 juta permeter persegi.
Angka itu dianggap terlalu tinggi oleh pedagang. “Tentu saja kami menolak karena nilai itu sangat mahal,” tegasnya.
Namun penolakan Tim 15 tampaknya tidak membuat Chondro patah arang. Tim 15 memang ditinggal, namun Chondro ‘selingkuh’ dengan kubu pedagang lain pimpinan MR. Kubu inilah yang pernah dijamu Chondro di Jakarta untuk melihat ‘buah karyanya’ membangun pasar menjadi plasa.
Kemarin tim Surya menemukan seorang pedagang dari kubu MR. Sebut saja inisialnya dengan J. Dia mengaku pernah diajak ‘studi banding’ bersama sekitar 10 pedagang ke Jakarta pada awal 2006 silam. Agenda pelesir ke ibu kota ini adalah bagian dari lobi Chondro setelah ditolak Tim 15.
Para pedagang ini terlebih dahulu dikirimi tiket pesawat terbang oleh Chondro. Perjalanan studi banding itu digambarkan begitu menggembirakan. Sang investor sudah menyambutnya di Bandara Soekarno-Hatta untuk diantar transit ke sebuah hotel.
“Kami diajak ke Pasar Tanah Abang melihat proyek pembangunan. Kata Chondro inilah salah satu karya investasinya di Jakarta,” kata J.
Dijelaskannya, Tanah Abang adalah pasar grosir terbesar di Indonesia yang terbakar. Namun sebagian pasar ini sukses dibangun lagi menjadi pasar modern yang jumlah lantainya lebih banyak.Yang membuat pedagang salut, investor tidak meninggalkan pedagang lama.
Mereka tetap diberi tempat di bagian bawah, sementara pedagang baru ditempatkan di lantai atas. Di sekitar Tanah Abang juga hadir pusat grosir baru yang berlomba merebut pasar yang sama. Model ini juga akan diterapkan di Pasar Turi.
Chondro, kata J, menjamin konsep ini bakal diterapkan di Pasar Turi jika kelak pedagang setuju. Namun, J mengaku setelah kepergiannya ke Jakarta itu, gagasan ini tidak terdengar kelanjutannya.
Ketua HPP, Djoko Sudjiono mengatakan, Chondro sebenarnya tidak ‘hilang’ dari bagian,rencana revitalisasi Pasar Turi. Bahkan empat bulan sebelum Pasar Turi terbakar, dirinyansempat ditelepon oleh petinggi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), pengelola Pasar Turi agar datang ke kantor UPTD.
Dalam pertemuan itu Djoko dan Tim 15 kembali dirayu untuk bertemu Chondo di Jakarta. “Namun saya menolak karena sejumlah pertimbangan organisasi,”kilahnya. Djoko mengaku dirinya ditawari untuk studi banding ke Pasar Tanah Abang. Namun, dirinya tidak ingat di Tanah Abang yang mana.
Informasi yang dia dapat, tidak hanya satu investor saja yang bermain di Tanah Abang.
Siapa Chondro? Djoko saat ini kesulitan mencari identitasnya. Namun melihat performa Chondro dari caranya memberikan persentasi, dipastikan Chondro bukan investor sesungguhnya. Sebab dari beberapa pertemuan dengannya, menurut kesan Djoko, Chondro tampak tidak menguasai perhitungan teknis rencana pembanguann Pasar Turi.
“Dia hanya boneka, tetapi siapa yang menggerakkan semua orang bisa menebak arahnya.” katanya.
Investor DTC
Sebelum Chondro ‘bermain’ ke Pasar Turi, terdapat PT Swarga pimpinan Ali Musyafak. Lelaki ini ahli menyulap pasar bekas kebakaran menjadi plasa. Sebelum ini Ali menjabat sebagai salah satu direksi di PT Arwinto Intan Wijaya, investor Pasar Wonokromo yang sekarang berubah nama menjadi Darmo Trade Canter (DTC).
Ali yang mantan wartawan itu mengaku pernah mengajukan presentasi revitalisasi Pasar Turi. “Gagasan kami untuk revitalisasi Pasar Turi ditolak,” katanya.
Padahal saat itu dua kali PT Swarga presentasi ke pedagang dan pemkot. salah satunya di Hotel Royal Regal 2005 silam. Saat itu PT Swarga berniat merombak Pasar Turi secara bertahap, yaitu terlebih dahulu membangun Pasar Turi lama (Tahap III). Namun gagasan itu, kata Ali, tampaknya tidak bersambut. Karena sudah ada investor lain yang kala itu terlihat sudah digadang- gadang pemkot.
‘Di luar itu masih ada sengketa tanah di sebagian lahan Pasar Turi tahap III antara Pemkot dan PT KA. Kami tidak ingin mengambil risioko. Kamipun akhirnya mundur,” ujarnya.
Apa Ali mengenal Chondro? Ali mengaku pernah mendengar nama itu, tetapi tidak pernah bertemu. uca
Kamis (11/10)
SIAPA MEMBAKAR PASAR TURI (21)
HPP Sudah Menduga ‘Pola Wonokromo’ Bakal Diterapkan
Jauh hari sebelum pembakaran, Himpunan Pedagang (HPP) Pasar Turi sudah khawatir bahwa revitalisasi ala Pasar Wonokromo dan Tambahrejo akan terjadi. Pasar hancur karena kebakaran, baru investor masuk. Ternyata hal itu (hampir) menjadi kenyataan.
Pedagang yang tergabung dalam himpunan pedagang pasar (HPP) Pasar Turi dengan Pemkot Surabaya sempat saling berebut mengajukan investor. HPP mendahului pemkot dengan menyeleksi dan membawa investor jagoannya ke pemkot. Namun pemkot tampaknya merasa dilangkahi oleh sikap pedagang dan tegas menolak upaya ini. Pemkot ternyata sudah punya skenario sendiri. Caranya dengan membentuk tim evaluasi dan pengkajian UPTD Pasar Turi pada Mei 2005.
Kedua pihak sama-sama keukeuh dengan skenario dan kepentingan masing-masing. Tidak ada titik temu sampai kemudian terjadilah pembakaran 26 Juli dan 9 September itu.
Menurut Asisten II Sekkota yang juga ketua tim evaluasi dan pengkajian UPTD Pasar Turi, Muhlas Udin (MU), pemkot sebenarnya telah rampung menyusun rancangan konstruksi secara detail dalam bentuk Detail Engineering Design (DED) Pasar Turi pada 2005. Desain inilah yang menjadi pilihan utama pembangunan Pasar Turi. MU mengakui, saat itu pula sudah ada beberapa investor yang melamar untuk menjadi penggarap Pasar Turi. Ia tidak merinci jumlahnya. Tetapi mengakui bahwa jumlahnya cukup banyak.
Belum lagi, tambah MU, investor yang mungkin mengajukan proposal melalui pejabat lain, atau langsung ke wali kota. MU menolak menyebut nama-nama investor itu. Kala itu pemkot, melalui PD Pasar Surya, memang lagi gencar membangun kembali pasar yang hancur terbakar menjadi bangunan baru sejenis trade center atau plasa. Itu terlihat pada Pasar Wonokromo (yang menjadi Darmo Trade Center) pada 2003, dan Pasar Tambahrejo (yang menjadi East Point) pada 2004.
MU menambahkan, meski banyak investor yang mengajukan proposal melalui dirinya, tetapi ia tidak berani bertindak sendiri, apalagi mengambil keputusan. ‘’Saya tidak menanggapi,’’ kata MU saat ditemui di SIER Rungkut, Rabu (10/10).
Alasannya, tahapan untuk memulai pembangunan Pasar Turi belum dimulai, karena saat itu tim pimpinannya tengah mengkaji akspek teknis untuk mengubah badan hukum pengelola Pasar Turi dari UPTD (Unit Pelaksana Teknik Dinas) seperti saat ini menjadi BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). “Nah BUMD itulah yang nantinya punya otoritas mendatangkan investor,” ujarnya.
Namun perkembangannya justru muncul rasa gerah di balai kota saat itu. Karena parpol juga terlibat. Pada saat bersamaan, HPP justru mengajukan nama-nama investor yang diseleksinya sendiri melaui Tim 15. “Ada beberapa investor yang juga maju tapi sing nggowo (yang membawa. Red) malah Pak Djoko (Ketua HPP Pasar Turi Djoko Sudjiono. Red),” beber MU.
Dia menyebut, Djoko—yang sampai sekarang masih aktif sebagai pengurus PAN Surabaya —juga pernah menggandeng mantan anggota DPRD Surabaya berinisial CN yang mewakili seorang calon investor. Saat itu CN masih menjabat anggota dewan, sehingga punya pengaruh politik.
Inisiatif Mendahului
Bagaimana komentar Djoko Sudjiono? Pedagang perlengkapan militer ini kepada Surya mengaku pihaknya sengaja mendahului pemkot dalam mendatangkan investor. “Kami mengambil pelajaran dari pembangunan pasar-pasar sebelumnya yang pembangunannya
mengabaikan keinginan pedagang,” kilahnya.
Keputusan membentuk tim itu dilakukan setelah mendapat informasi dari Wali Kota Surabaya Bambang DH saat melantik dirinya sebagai ketua HPP Pasar Turi 2004. Bambang, kata Djoko, ketika itu mengungkapkan gagasan revitalisasi Pasar Turi dalam waktu dekat. “Mumpung pemkot belum memulai, kami berinisiatif mencari investor. Karena ini kan zamannya keterbukaan,” katanya.
Djoko yakin, ketika Bambang DH mengumumkan akan membangun Pasar Turi, sebenarnya saat itulah pemkot sudah memiliki calon investor sendiri. Selain itu, perkiraan Djoko, pemkot juga sudah punya jago kontraktor yang bakal menggarap proyek konstruksinya.
Cara inilah yang dikhawatirkan Djoko akan mengancam kelangsungan hidup pedagang, karena kelak stan hasil pembangunanan bisa dijual dengan harga selangit. Hal itulah yang dirasakan pedagang Wonokromo dan Tambahrejo pascakebakaran.
Dari pertimbangan itulah kemudian HPP memunculkan ‘investor tandingan’ sebagai pembanding. Lalu muncul nama Chondro yang sempat dijagokan HPP. Namun setahun terakhir Chondro tidak menghubungi HPP, dan bahkan tersiar kabar dia menggandeng kelompok pedagang yang lain. Chondro juga sudah mengundang perwakilan pedagang non-HPP studi banding ke Jakarta pada Maret 2007.
Saat itulah Djoko yakin pemkot mulai condong untuk menerima ‘pinangan’ Chondro. Dia mengakui, inisiatifnya memunculkan calon investor tandingan selain Chondro membuat pemkot gerah.
Karena kepentingan kedua pihak ini tidak ketemu, terjadi ketegangan. Bahkan, HPP sempat bakal memboikot keterlibatan swasta, dan HPP bakal menghimpun dana pedagang dan membangun sendiri Pasar Turi baru.
Bulan-bulan terakhir sebelum kebakaran, Djoko dan banyak pengurus HPP lainnya mengaku khawatir bahwa masa depan Pasar Turi bakal sama seperti dua pasar lainnya yaitu dibakar sebelum dibangun oleh investor pilihan pemkot. Pola itu ternyata hamper mendekati kenyataan. Pasar Turi benar-benar dibakar, dan pemkot ngotot membangun Turi dengan investor pilihannya, meski sampai sekarang belum diketahui siapa investor itu. uca
Jumat (12/10)
SIAPA PEMBAKAR PASAR TURI (22)
Benang Merah Sudah Jelas, Polisi harus Bertindak
Bagian terakhir investigasi Surya ini mengungkapkan pertemuan wali kota dengan direktur PT KA membahas revitalisasi. Bagian ini menutup laporan investigasi ini. Tetapi Surya tidak akan berhenti melakukan investigasi sampai semuanya terungkap.
Selain menyelesaikan Detail Engineering Design (DED), Wali Kota Surabaya, Bambang DH, juga sudah dua kali bertemu Direktur Utama PT KA Rony Wahyudi menegosiasikan kompensasi tanah PT KA yang dipakai Pasar Turi. Bukti bahwa proyek revitalisasi sudah matang.
Pertemuan terakhir antarkeduanya terjadi di Surabaya pada awal Juli 2007 silam. Dua minggu kemudian pasar legendaris ini kebakaran. Sampai sekarang polisi masih terus menyelidiki berbagai kemungkinan siapa yang membakar.
Apa hubungan antara Pasar Turi dengan PT KA? Ternyata total lahan seluas 27.519 meter persegi yang dipakai Pasar Turi, sekitar 16.281 meter persegi adalah milik PT KA.
Lokasinya sekarang menjadi bagian dari gedung Pasar Turi lama (tahap III), Pasar Turi tahap IV, dan Masjid Al Hidayah Pasar Turi.
Keduanya terlibat sengketa lahan sejak 2004. Masalah ini kemudian dibawa ke pengadilan dan keputusan MA 2006 menyatakan lahan tesebut milik PT KA. Menurut Bambang karena keputusan hukum sudah final pemkot pun memilih bekerjasama dengan PT KA untuk pengembangan Pasar Turi mendatang.
Pembicaraan pun dibuka antara kedua belah pihak. “Saya tidak ingin pembangunan berikutnya ada sengketa –dengan PT KA,” ujar Bambang ditemui usai menerima duta wisata pelajar di Balai Kota dua pekan lalu.
Bambang bertandang ke kantor pusat PT KA untuk melobi Direktur Utama PT KA Rony Wahyudi, pertemuan itu berbalas dengan pertemuan lanjutan atas undangan Bambang di Surabaya. Dua pekan sebelum kebakaran.
Bambang merayu PT KA agar boleh memakai tanah PT KA untuk membangun Pasar Turi. “Saya bilang ke direktur PT KA. Ini persoalan penyelamatan pedagang Pasar Turi karena tanahnya milik PT KA kami ingin mengembangkan. Beliau setuju, apalagi ada direktur pengelolan aset. Yang penting nanti kami membayar sewanya,” kilah Bambang meyakinkan dirut PT KA. Ditambahkan, karena tanahnya milik PT KA, pemkot ingin mengembangkan atas persetujuan PT KA.
Hari-hari menjelang kebakaran kerja sama pengelolaan lahan PT KA di bagian areal Pasar Turi sudah hampir rampung. Beberapa kali rancangan nota kesepahaman antardualembaga ini sudah dikoreksi. Agustus lalu sedianya MoU itu ditandatangani.
Selain bernegosiasi dengan PT KA, proposal revitalisasi yang rencananya dieksekusi 2008 itu pernah dipersentasikan oleh Dinas Perindustran dan Perdagangan (Disperindag) ke Komisi B belum lama ini.
Pada Juni 2007, di depan Ketua DPRD Surabaya Musyafak Rouf, anggota Komisi B yang dipimpin ketuanya Ali Ja'cub, Wawali Arif Afandi, dan beberapa pejabat terkait, Bambang DH menyatakan MoU dengan PT KA akan dilakukan pertengahan Agustus 2007. PT KA sudah setuju melanjutkan perjanjian pemakaian lahan jika di atas tanahnya akan dibangun bangunan baru
Anggota Komisi B, H Marmudin Halirdiwirya yang diwawancari Surya mengungkapkan, wacana revitalisasi Pasar Turi memang sudah lama. Raperda untuk pengelolaan Pasar Turi saat ini sedang digagas pemkot.
Kata Marmudin, Disperindag sebenarnya sudah ingin menyerahkan pengelolaan Pasar Turi ke PD Pasar, namun PD Pasar tidak mau karena tidak mampu. “Kalau nanti dibangun lagi, kemungkinan Pasar Turi akan dikelola oleh holding-nya pemkot PT Surya Karya Utama (SKU),” duganya.
Jalan Terus
Setelah ada kebakaran apalah rencana itu buyar? “Oh..tentu tidak,” balas Bambang. “Pemkot tetap menggandeng PT KA karena jika bertumpu di lahan milik pemkot sendiri akan sangat sempit untuk sebuah pusat grosir.”
Banyak pedagang yakin, ketika Bambang berani bertandang melobi PT KA, persiapan pembangunan itu sebenarnya sudah rampung. Dengan adanya kesepakatan dengan PT KA rencana revitalisasi itu sudah mulus.
Kapan ide revitalisasi itu muncul? Sejak Bambang naik pangkat menjadi Wali Kota pada 2003 ide itu sudah langsung diungkapkannya. Hal itu dibenarkan Asisten II Sekkota Muhlas Udin (MU). “Begitu bapak (Bambang DH. Red) jadi wali kota pada 2003, beliau memerintahkan semua pasar dipelajari dan ditingkatkan salah satunya Pasar Turi,” ungkapnya.
Dalam sebuah kesempatan Bambang DH mengungkapkan selama ini Pasar Turi tidak ideal. Karena lahan parkir yang sempit dan sistem pengelolaan kios yang kacau. Dia kemudian mengunggulkan Pasar Wonokromo dan Tambahrajo yang baru dirombak total setelah kebakaran.
Karena itu pemkot bakal merubuhkan total Pasar Turi dan didirikan bangunan baru. Begitu keterangan MU, Rabu (10/10). Mengenai rekomendasi ITS bahwa konstruksi masih layak, menurut MU kelayakan itu tidah bertahan dua tahun. Karena itu keputsan revitalisasi adalah pilihan terbaik.
Ini yang menimbulkan kecurigaan pedagang yang terhimpun dalam Himpunan Pedagang Pasar (HPP). “Polanya mulai terbaca sekarang. Metodenya melarang seluruh pedagang masuk ke pasar Turi sekalipun di stan yang tidak terbakar,” kata ketua HPP Djoko Sudjiono.
Asumsinya jika pasar ini akan dirobohkan tidak perlu repot mengusir pedagang dan tentu tidak ada perlawanan, seperti perlawanan pedagang pasar Wonokromo saat akan membangun Darmo Trade Center (DTC) pada 2004. Perlawanan yang sama juga dilakukan pedagang Pasar Tambahrejo saat East Point bakal berdiri pada 2005.
Penutup
Hasil penelusuran tim investigasi Surya selama satu bulan terakhir telah mengungkapkan benang merah yang sangat rumit dalam kasus pembakaran Pasar Turi. Bukti-bukti bahwa pasar itu sengaja dibakar memang sudah terungkap dengan jelas.
Siapa-siapa pelaku pembakaran di lapangan sudah terekam jelas. Siapa aktor intelektualnya? Inilah yang baru terendus samar-samar. Meski demikian benang merah itu sudah terungkap dengan jelas.
Sekarang tinggal polisi yang harus bertindak. Kami mengusulkan agar polisi segera bertidak tegas dengan menangkap pelaku di lapangan. Mengenai siapa aktor intelektual di belakangnya, bisa dirunut dari tersangka pertama.
Masyarakat menunggu tindakan tegas polisi. Kalau polisi bisa menangkap jaringan teroris yang luas dan rumit, mengapa sekarang seolah-olah buntu akal membongkar jaringan jaringan “teroris” Pasar Turi.
Teroris meresahkan masyarakat. Demikian pula “teroris” Pasar Turi ini. Polisi harus berani bertindak tegas kalau tidak mau dilecehkan masyarakat.
Harian Surya mengakhiri “investigasi awal” ini sampai di sini. Tetapi kami tidak akan berhenti investigasi sampai kasus ini tuntas. uca
Sunday, December 30, 2007
Investigasi Surya: Siapa membakar pasar turi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Archive
-
▼
2007
(149)
-
▼
December
(24)
- mIRC 6.31
- Investigasi Surya: Siapa membakar pasar turi?
- Awas, Iklan Google Ditunggangi Trojan
- Lyric Yovie and Nuno Menjaga Hati
- Idul Adha Natal 2007 Banjarmasin Masih Byarpet
- English Please
- Jangan Nelpon Pacar didekat Toilet
- Dikacangin
- Guru Impian Vs Guru Pemimpi
- Sertifikat Pelaut
- NISN NUPTK NPSN
- Tanya ISP yang bagus?
- Esnips Download Authority
- Periksa Box Sebelum Pulang
- eggheads DOWN
- 4 Day, Back to ORBIT
- Motor Jadul
- Haruskah Pakai Nota?
- Final Fantasy 7
- Cek Tagihan ALT (Air Listrik Telpon)
- N0 Smok4ng
- 3rd day
- Anomali Datang Bulan
- Starone keluar ORBIT
-
▼
December
(24)
Label Cloud
... karena BLOG JUGA ADALAH KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal. Hitung-hitung bersilaturahmi dan memperluas pergaulan, bukan?
Semua unsur blog ini, termasuk gambar, foto, tulisan dan lainnya berada di bawah aturan Creative Common License, kecuali disebutkan sebaliknya.
Valid XHTML & CSS - Original Artwork by Raul Silva
No comments:
Post a Comment